Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Prodi Aktuaria Tinggi Peminat

(Aiw/H-2)
23/1/2020 04:10
Prodi Aktuaria Tinggi Peminat
Ketua Pelaksana Eksekutif LTMPT, Prof. Budi Prasetyo Widyobroto memberikan penjelasan soal penerimaan mahasiswa PTN tahun 2020(ist)

AKTUARIA menjadi salah satu program studi baru yang banyak diminati calon mahasiswa pada seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) maupun seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN).

Ketua Pelaksana Eksekutif Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Budi Prasetyo Widyobroto mengatakan, fenomena itu sudah terjadi selama tiga tahun terakhir. "Aktuaria itu sudah jadi (prodi) favorit. Jumlah pendaftarnya tinggi," ucap Budi Prasetyo di Jakarta, kemarin.

Ia menjelaskan, aktuaria adalah ilmu tentang pengelolaan risiko keuangan di masa yang akan datang yang mengombinasikan ilmu matematika, statistik, keuangan, dan pemrograman komputer. Kemampuan para aktuaris ini--demikian sebutan untuk para lulusan prodi aktuaria--sangat dibutuhkan dalam industri asuransi dan keuangan. Beberapa perguruan tinggi yang sudah membuka program studi aktuaria, antara lain UI, ITB, UGM, dan Unpad.

Dalam ujian tulis berbasis komputer (UTBK) yang diselenggarakan LTMPT pada April 2020 mendatang, aktuaria masuk ke kelompok ujian sains dan teknologi (Saintek). Selain aktuaria, prodi favorit lain di kelompok Sainstek yang jadi incaran ialah kedokteran dan teknologi informasi; teknik industri; teknik sipil; dan teknik elektro.

Tahun ini, ada 85 PTN yang terdaftar di LTMPT dan 11 di antaranya merupakan perguruan tinggi agama Islam atau Universitas Islam Negeri (UIN). Selain itu, Universitas Terbuka (UT) juga turut bergabung di SNMPTN. "Itu pun hanya untuk dua program studi yang berhubungan dengan teknologi informasi dengan total daya tampung hanya 50 orang," kata Budi.

Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Nonbank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Anggar B Nuraini menyebutkan, Indonesia baru memiliki 602 aktuaris dari kebutuhan 1.100 aktuaris atau separuhnya. "Jumlah profesi aktuaris di Indonesia sangat terbatas, padahal kebutuhannya besar," beber Anggar, belum lama ini. (Aiw/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya