Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Pelajar Indonesia Ukir Prestasi Internasional di IJSO Qatar

Syarief Oebaidillah
18/12/2019 00:23
Pelajar Indonesia Ukir Prestasi Internasional di IJSO Qatar
SMP Islam Cahaya Rancamaya Muhammad Adyan Dafi menunjukkan medali perak yang didapatnya di IJSO 2019(Istimewa)

PELAJAR Indonesia kembali mengukir prestasi internasional dengan menyabet lima medali perak dan medali perunggu pada ajang International Junior Science Olympiad (IJSO) ke-16 yang digelar di Doha, Qatar pada 3-12 Desember 2019.

Diantara sisw  yang sukses meraih medali pada ajang tahunan ini, salah satunya siswa kelas IX SMP Islam Cahaya Rancamaya Bogor, Jawa Barat, Muhammad Adyan Dafi.

Remaja 14 tahun itu mengungkapkan, prosesnya cukup panjang hingga ia lolos mewakili Indonesia di ajang olimpiade sains internasional bergengsi yang diikuti 74 negara tersebut.

Awalnya, ia mengikuti kompetisi Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2019 di Yogyakarta dan berhasil meraih medali perunggu. Berangkat dari situ, ia terpilih untuk mengikuti seleksi yang diikuti 30 siswa lainnya.

Ia pun terpilih bersama lima rekannya mewakili Indonesia ke IJSO 2019 serta mengikuti pelatihan. Bersama tim Direktorat Pembinaan SMP Ditjen Dikdasmen Kemendibud, Dafi panggilan akrab siswa asal SMP Palangkaraya, Kalimantan Tengah ini mengikuti Training Center sebanyak tiga tahap sejak Agustus hingga Desember 2019.

Baca juga : P4TK IPA Luncurkan Empat Inovasi Layanan Berbasis Sains

Adapun lima rekan Dafi yang turut mewakili Indonesia di IJSO 2019, antara lain Berwyn dari SMP Kristen 6 Penabur, Christopher Ivan Budiwardhana dari SMPK Penabur Gading Serpong, Jonathan Tjandra dari SMP Kristen Calvin,  Michael Evan Djunaidi dari SMP IPEKA Puri, dan Rafif Dista Serano dari SMP Internat Al Kausar.

Kendati meraih medali perak di IJSO bidang Biologi yang diikutinya, Dafi mengaku kurang puas.Pasalnya ia bersama timnya menargetkan meraih emas.

"Saya memang senang dan bersyukur meraih medali perak ini tetapi juga terasa kurang puas mengingat selama dua tahun terakhir ini, tim pelajar Indonesia belum meraih emas di ajang IJSO," kata Dafi.

Karena itu, di jenjang SMA nanti akan terus berupaya mengikuti ajang OSN serta berharap lolos kembali mengikuti olimpiade sains internasional dengan target dapat meraih emas untuk Indonesia.

Dafi memgaku sejak SD telah tertarik dengan dunia sains. Ia pun pernah meraih medali emas pada ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat Sekolah Dasar pada 2016 di Palembang, Sumatera Selatan.

Baca juga :

Guru pendamping Dafi, Ari Rosandi mengatakan apa yang diraih Dafi diharapkan dapat memantik semangat dan motivasi para siswa di sekolah yang dipimpinnya tersebut.

“Sekolah kami memberi kesempatan dan peluang bagi siswa berbakat dan berprestasi di bidang ilmu pengetahuan,seni serta olahraga guna memupuk talent mereka untuk lebih baik lagi,” kata Ari Rosandi .

Menurutnya, para siswa Cahaya Rancamaya juga meraih prestasi menjuarai Kompetisi Sains Madrasah (KSM) yang digelar Kementerian Agama. Lebih lanjut ia berharap para siswa yang meraih prestasi bidang sains khususnya agar mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Pasalnya, mereka merupakan aset bangsa.

“Jangan sampai para siswa siswa kita di tanah air yang berprestasi sains internasional minim perhatian lalu dimanfaatkan negara lain,”pungkasnya. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya