Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
LUKISAN perburuan tertua di dunia ditemukan di Goa Leang Bulu’ Sipong 4, Karst Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan. Temuan tersebut hasil kerja gabungan tim peneliti arkeologi Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas), Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud dan Griffith University, Australia.
“Lukisan ini diperkirakan berasal dari 44 ribu tahun yang lalu, dapat disebut tertua di dunia. Hal ini memberikan pengetahuan baru tentang awal mula pemikiran manusia modern,” kata peneliti Puslit Arkenas, Adhi Agus Octaviana,di Jakarta, kemarin.
Lukisan di dinding goa itu menggambarkan adegan sekelompok figur setengah manusia dan setengah hewan (Therianthropes) tengah berburu 6 hewan mamalia besar dengan tombak maupun tali, yakni dua babi rusa dan empat anoa. Hewan-hewan itu ditangkap dengan tombak dan tali panjang.
Sosok sederhana itu digambarkan dengan kepala manusia dan bagian tubuh lainnya berasal dari burung, reptil dan spesies endemik Sulawesi lainnya. Untuk pertama kalinya, kata Adhi, ada lukisan gua yang digambarkan secara mendetail dalam narasi visual yang berasal dari awal masa seni cadas di seluruh dunia.
“Lukisan ini merempresentasikan bukti tertua tentang kapasitas otak manusia untuk memahami hal-hal yang berada diluar nalar sebagai bentuk konsep dasar keberadaan agama modern,” ucapnya
Therianthropes ini ada di dalam cerita rakyat atau fiksi pada masyarakat modern yang digambarkan sebagai tuhan, roh, maupun perwujudan leluhur di semua agama. Sulawesi saat ini menjadi rumah bagi penggambaran tertua tentang Therianthropes dan lebih tua dari manusia singa yang ditemukan di Jerman pada sekitar 40 ribu tahun silam. Penemuan lukisan cadas tersebut telah masuk kedalam salah satu jurnal tertua di dunia dan bereputasi tinggi yakni Jurnal Nature.
Kepala Balitbang Kemendikbud Totok Suprayitno mengatakan temuan ini menjadi bukti jika Indonesia memiliki banyak kekayaan sejarah. “Saya kira kegiatan macam ini memberikan pemahaman pencerahan kepada berbagai pihak kalau hal-hal seperti ini tak kalah penting, dan untuk sama-sama melestarikan aset in ,” ucap Totok. (Rif/H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved