Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Kementerian LHK Telusuri Isu Dioksin pada Telur Ayam di Sidoarjo 

Deri Dahuri
03/12/2019 21:13
Kementerian LHK Telusuri Isu Dioksin pada Telur Ayam di Sidoarjo 
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memimpin langsung Focus Expert Group Discussions  (FEGD) yang membahas dioksin.(Istimewa/KLHK)

MENTERI Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya mengungkapkan, Kementerian LHK, telah mengambil sampel telur dan mengadaan Focus Expert Group Discussions  (FEGD) yang melibatkan para ahli.

Pelaksanaan FEGD yang dipimpin langsung oleh Menteri LHK Siti Nurbaya dilaksanakan di Jakarta, pada 29 dan 30 November 2019.

Siti Nurbaya mengatakan studi mendalam kandungan dioksin dalam telur ayam di Desa Tropodo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, akan terus didalami.

Hal tersebut dilakukan, menurut Sti Nurbaya, guna memperoleh kebenaran atas dioksin dalam telur dengan hasil kajian independen berbasis scientific yang memenuhi standar dan kaidah-kaidah ilmiah.

"Ini penting, karena pemberitaan yang telah tersebar itu telah memberi pengaruh kepada masyarakat sehingga kami memandang perlu untuk mendalaminya“  kata Menteri LHK di Jakarta, Selasa (03/12).

Selain itu, menurut Siti Nurbaya,  penelitian dan kajian studi juga dilakukan untuk pemulihan lingkungan akibat rantai pasok bahan baku impor  kertas yang mengandung sampah dan limbah di antaranya dari Amerika Serikar, Australia,  danJerman.

"Studi ini juga akan mencakup aspek sosial-ekonomi (sosek) di Desa Bangun, Kabupaten Mojokerto dan Desa Tropodo, Kabupaten Sidoarjo," tambah Siti Nurbaya. 

Lebih lanjut Siti Nurbaya menjelaskan sejumlah indikasi dan gambaran awal tentang situasi dan kondisi lapangan sudah dapat terlihat dan perlu dikritisi terkait penelitian yang dilakukan.

Bahkan persoalan dioksin telah menjadi berita yang dilaporkan suray kabar internasional, New York Times.

"Seperti misalnya mengenai jumlah sampel yang tidak merepresentasikan kondisi secara utuh, protokol sampling dan uji laboratorium. Demikian pula dalam kaitan sifat dan karakteristik hewan ujinya, seperti ayam. Hal-hal seperti ini antara lain yang harus didalami dan perlu dikonfirmasi dengan data dan evaluasi hasil sampling serta uji laboratorium," papar Menteri LHK.

Dibantu para ahli lakukan riset

Siti Nurbaya menegakan bahw KLHK juga telah meminta bantuan para ahli untuk melakukan riset di dua desa tersebut, khususnya untuk isu dioksin yang meresahkan masyarakat.

Pada Minggu (03/12) lalu, tim KLHK beserta para peneliti dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Fakultas Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sidoarjo juga turun langsung ke Desa Bangun, Mojokerto, dan Desa Tropodo, Sidoarjo.


Pembahasan diokasi

Sementara itu,  sebagai langkah lanjutan, akhir minggu lalu juga dilakukan Focus Expert Group Discussion (FEDG), langsung dipimpin Menteri LHK  Siti Nurbaya.

Dalam FEDG, turut melibatkan para ahli dan pakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Universitas Airlangga (UNAIR), BPPT, dan Pusat Laboratorium Forensik Kepolisian Daerah (Puslabfor Polda) Jawa Timur.

Tak hanya itu, FEDG juga dihadiri unsur-unsur Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Mojokerto, serta para pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya.

" Dalam diskusi dibahas secara mendalam persoalan-persoalan yang berkaitan dengan dioksin serta persoalan-persoalan sosial ekonomi yang ada di tengah masyarakat," ungkap Siti Nurbaya.

Langkah-langkah konkret telah disiapkan dan penelitian lapangan telah diawali untuk studi kimia dioksin dan lingkungan yang dipimpin  Dr. Setyo Gunawan dari ITS.

Untuk peneltian bidang sosial ekonomi dalam rangka pemulihan dampak dioksin, tim dipimpin oleh Dr. Setyo Moersidik dari UI.

Sementara itu, pakar kehewanan dari Universitas Airlangga, Prof. Lazuardi menjelaskan ayam merupakan hewan sensitif,  sehingga secara teori ayam akan mati terlebih dahulu sebelum racun masuk ke dalam telur. 

"Kalau kita lihat jenis hewan yang dipakai sebagai uji yaitu ayam, sebenarnya ayam itu adalah hewan yang sensitif, dan bisa-bisa ayamnya mati duluan secara teori sebelum racunnya masuk ke telur, meskipun bisa saja ada teori akumulasi. Inilah yang juga akan didalami secara ilmiah” ujar  Prof Lazuardi. (OL-09)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik