Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
TARSIUS, primata terkecil di dunia ini merupakan hewan endemik asal Sulawesi. Mata bulat dengan ukuran tubuh sebesar kepalan tangan orang dewasa atau berat sekitar 120 gram membuat tarsius terlihat menggemaskan.
Tarsius biasa tinggal di dalam batang pohon yang berongga atau rimbun, seperti beringin dan bambu. Jika sudah merasa nyaman berdiam di suatu pohon, tarsius bisa menetap di sana dalam waktu yang cukup lama. Hewan ini hidup secara berkeluarga. Dalam satu keluarga bisa beranggotakan lima hingga enam ekor tarsius.
Uniknya, mamalia itu merupakan hewan setia yang hanya memiliki satu pasangan seumur hidup. Jika pasangannya mati, tarsius tidak akan mencari pengganti yang lain. "Biasanya kalau yang jantan mati, lama-lama pasangan betinanya juga mati. Jadi, kalau orang jual satu tarsius, sama saja membunuh dua ekor," terang Koordinator Lapangan Kawasan Pelestarian Alam Tangkoko Enhancing The Protected Area System in Sulawesi (E-PASS), Lilik Yuliarso, kepada Media Indonesia, di Taman Wisata Alam (TWA) Batu Putih, Bitung, Sulawesi Utara, kemarin.
Apabila ingin melihat tarsius lebih dekat, bisa berkunjung ke Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Tangkoko, tepatnya di TWA Batu Putih, Bitung, Sulawesi Utara. Wisatawan biasanya datang saat subuh dan malam hari untuk melihat hewan nokturnal atau yang hanya aktif di malam hari ini.
Sekarang, hewan pemakan serangga ini menjadi salah satu satwa yang hampir punah. Kerusakan habitat dan maraknya perburuan tarsius untuk dijual dan dijadikan binatang peliharaan menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup satwa lucu ini. (Aiw/H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved