Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Hobi yang Menjadi Profesi

(Riz/M-3)
19/9/2019 03:40
Hobi yang Menjadi Profesi
Adi Panuntun( MI/BARY FATHAHILAH)

BAGI Adi Panuntun, profesi yang digelutinya saat ini merupakan hobi. Sejak kecil, Adi menyukai hal-hal yang berbau visual atau ilusi cahaya dan teknologi yang menghasilkannya.

"Dulu masih ingat saat kelas 3 SD disuruh tidur siang, tetapi selalu pura-pura tidur lalu bermain dengan kaca pembesar yang saya taruh di dekat jendela dan mengambil kertas putih untuk memproyeksikan gambar biasan dari jendela. Itu kali pertama saya merasa begitu kagum dengan proyeksi yang dihasilkan cahaya dan menghasilkan gambar. Sejak itu, hobi saya, cara belajar, dan menekuni sekolah ke arah sana, misalnya, saat belajar fisika, bagian lain yang dipelajari selalu ngantuk, tetapi saat mempelajari soal cahaya seperti menghitung sudut pantul, biasan cahaya, dan lain-lain malah interest dan didalami," ungkap Adi.

Ketertarikannya semakin menjadi-jadi saat duduk di bangku SMA. Eksplorasinya menjadi semakin luas dan semakin timbul ketertarikan pada filmografi dan videografi.

"Saya hidup di era transisi perangkat-perangkat tersebut, dari analog ke digital. Jadi semakin seru saja melihat efek-efek teknologi yang bisa dihasilkan dan itu terus menjadi hobi yang kemudian menjadi profesi," lanjutnya.

Hobinya yang menjadi profesi itulah yang membuat pria berusia 40 tahun tersebut sedang mencari hobi baru. Masalah impian, Adi mengaku, dirinya ingin membuat sebuah instalasi permanen yang menunjukkan konteks sejarah keindonesiaan di seluruh kota yang ada di pulau-pulau Indonesia.

"Kapasitasnya tidak perlu terlalu besar, tapi di setiap kota atau kabupaten tersebut setidaknya memiliki satu instalasi permanen yang dibuat, entah itu nebeng di gedung pemerintahan maupun instansi swasta atau bisa diberi lahan sendiri dan tidak perlu berbentuk bangunan, bisa dalam bentuk outdoor atau tourism sport untuk bisa dipadukan dengan teknologi multimedia yang bisa dilakukan," ujarnya.

"Kenapa? karena saya ingin mendukung visi sebagai bangsa untuk menguatkan kembali karakter diri kita sebagai bangsa Indonesia yang sadar bahwa kita memiliki keunggulan dan itu hadir secara kolektif karena hanya dengan kolektif yang bisa membawa Indonesia maju dan itu urgent kita lakukan," pungkasnya. (Riz/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya