Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
BAGI Adi Panuntun, profesi yang digelutinya saat ini merupakan hobi. Sejak kecil, Adi menyukai hal-hal yang berbau visual atau ilusi cahaya dan teknologi yang menghasilkannya.
"Dulu masih ingat saat kelas 3 SD disuruh tidur siang, tetapi selalu pura-pura tidur lalu bermain dengan kaca pembesar yang saya taruh di dekat jendela dan mengambil kertas putih untuk memproyeksikan gambar biasan dari jendela. Itu kali pertama saya merasa begitu kagum dengan proyeksi yang dihasilkan cahaya dan menghasilkan gambar. Sejak itu, hobi saya, cara belajar, dan menekuni sekolah ke arah sana, misalnya, saat belajar fisika, bagian lain yang dipelajari selalu ngantuk, tetapi saat mempelajari soal cahaya seperti menghitung sudut pantul, biasan cahaya, dan lain-lain malah interest dan didalami," ungkap Adi.
Ketertarikannya semakin menjadi-jadi saat duduk di bangku SMA. Eksplorasinya menjadi semakin luas dan semakin timbul ketertarikan pada filmografi dan videografi.
"Saya hidup di era transisi perangkat-perangkat tersebut, dari analog ke digital. Jadi semakin seru saja melihat efek-efek teknologi yang bisa dihasilkan dan itu terus menjadi hobi yang kemudian menjadi profesi," lanjutnya.
Hobinya yang menjadi profesi itulah yang membuat pria berusia 40 tahun tersebut sedang mencari hobi baru. Masalah impian, Adi mengaku, dirinya ingin membuat sebuah instalasi permanen yang menunjukkan konteks sejarah keindonesiaan di seluruh kota yang ada di pulau-pulau Indonesia.
"Kapasitasnya tidak perlu terlalu besar, tapi di setiap kota atau kabupaten tersebut setidaknya memiliki satu instalasi permanen yang dibuat, entah itu nebeng di gedung pemerintahan maupun instansi swasta atau bisa diberi lahan sendiri dan tidak perlu berbentuk bangunan, bisa dalam bentuk outdoor atau tourism sport untuk bisa dipadukan dengan teknologi multimedia yang bisa dilakukan," ujarnya.
"Kenapa? karena saya ingin mendukung visi sebagai bangsa untuk menguatkan kembali karakter diri kita sebagai bangsa Indonesia yang sadar bahwa kita memiliki keunggulan dan itu hadir secara kolektif karena hanya dengan kolektif yang bisa membawa Indonesia maju dan itu urgent kita lakukan," pungkasnya. (Riz/M-3)
UOB juga menggandeng Eko Nugroho Art Class untuk mengadakan lokakarya seni kreatif khusus bagi anak-anak berusia tiga tahun ke atas serta remaja.
Pameran yang akan melibatkan 100 perupa itu akan menyuguhkan akar budaya lokal masyarakat Banjar di Kalimantan yakni Kayuh Baimbai yang bermakna bekerja bersama-sama atau bergotong royong.
Melalui teknologi dan seni ia kembali mengingatkan akan sejarah Indonesia dengan cara yang menarik.
Bengkel Animasi dan Sinar Mas Land bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia menyelenggarakan Bengkel Animasi CG Festival 2019 (BEAST 2019) pada Sabtu (16/11) di ICE
Namun kini geliat seni media baru di Indonesia semakin hidup dengan adanya inspirasi dari Wave of Tomorrow.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved