Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Jangan Pandang Ringan Efek Alergi Obat

Sri Utami
04/9/2019 03:00
Jangan Pandang Ringan Efek Alergi Obat
Jangan Pandang Ringan Efek Alergi Obat(Dok.MI)

AWALNYA, Indah Kesumawardhani, 30, mendapati dahi dan sekitar kelopak matanya membengkak hingga membuatnya tidak bisa melihat jelas. Beberapa menit kemudian, Indah merasakan sekujur tubuhnya berkeringat dingin disertai cepatnya debaran jantung.

Dalam kepanikan, Indah coba merunut apa yang dilakukan dan dimakan sebelumnya. Kecurigaannya jatuh pada obat yang ditelannya sehari sebelumnya, yakni antibiotik jenis amphicilin, yang diduga memicu reaksi alergi di tubuhnya.

Setelah mengetahui dirinya alergi obat, ia jadi berhati-hati saat meminum antibiotik yang diresepkan dokter. "Jadi, kalau saya sakit dan periksa ke dokter, saya pasti kasih tahu kalau saya alergi obat ini. Walaupun dokter tidak tanya, saya pasti kasih tahu," tuturnya kepada Media Indonesia, pekan lalu.

Menurutnya, alergi obat yang dialaminya bisa berlangsung hingga dua hari. Selama itu juga dia harus merasakan panas di daerah yang bengkak, jantung berdebar, dan bermandi keringat. "Bengkaknya itu seperti kalau kita digigit semut, tapi bengkaknya itu besar dan rasanya panas dan agak gatal," sahutnya.

Diakui Indah, alergi obat yang dialaminya baru terjadi beberapa tahun belakangan ini. "Dulu saya bisa minum antibiotik karena di kaki saya ada luka biar cepat kering. Ibu saya sarankan minum antibiotik," timpalnya lagi.

Konsultan alergi imunologi dari Rumah Sakit Pondok Indah, dr Iris Rengganis SpPD-KAI menuturkan, apa yang dialami Indah merupakan reaksi berlebihan atau hipersensitif tubuh terhadap bahan yang terdapat dalam obat yang dikonsumsi atau sering disebut alergi obat (drug adverse reaction)

Reaksi ini muncul karena sistem kekebalan tubuh menganggap zat tertentu dalam obat tersebut sebagai substansi yang bisa membahayakan tubuh. "Alergi obat merupakan reaksi hipersensitif terhadap bahan yang terdapat dalam obat yang diminum," kata Iris, belum lama ini.

Menurutnya, sebagian besar efek dari alergi masih dipandang sebagai hal yang ringan, berupa gatal-gatal, bersin, hingga batuk. Namun, rupanya alergi obat juga memiliki efek yang tidak bisa dipandang sederhana. Sebut saja sesak napas atau napas pendek, mata terasa gatal atau berair, hingga memicu anafilaksis.

Anafilaksis adalah reaksi alergi yang menyebabkan kegagalan fungsi sistem tubuh secara luas. Kondisi tersebut sangat serius dan bisa berakibat fatal sehingga memerlukan penanganan darurat.

Menurutnya, alergi obat bisa terjadi pada siapa pun tanpa mengenal usia dan jenis kelamin. "Solusinya hanya menghindari obat yang sudah diketahui alergi sebelumnya," ucapnya.

Bisa dideteksi

Ia memaparkan bahwa alergi pada obat memang sulit untuk dicegah saat terjadi untuk pertama kali. Namun, reaksinya bisa dipantau dokter. Dokter selalu mengomunikasikan kepada pasien untuk tidak menunggu sekitar 20 menit setelah penyuntikan guna melihat kemungkinan reaksi obat yang terjadi.

Alergi obat bisa dideteksi dengan mudah. Pada umumnya, reaksi alergi akan muncul secara bertahap seiring dengan kekebalan tubuh yang membangun antibodi untuk melawan obat tersebut. Pada penggunaan pertama, tubuh akan menilai obat sebagai substansi berbahaya bagi tubuh, kemudian mengembangkan antibodi secara perlahan-lahan. Setelah itu, barulah antibodi ini mendeteksi dan menyerang subtansi dari obat tersebut. Proses ini yang akan memicu terjadi gejala-gejala alergi obat.

"Alergi obat 80% faktor genetik dan 20% faktor diri. Namun, tidak selalu keturunan yang memiliki risiko alergi akan memiliki alergi yang sama. Itu karena reaksi yang ada pada tubuh seseorang bisa beda-beda, tapi memiliki potensi turunan tersebut," jelas Iris.

Bagi Anda yang menderita alergi obat, Iris pun menekankan pentingnya kesadaran untuk memahami kandungan dalam obat. "Saya selalu sampaikan ke pasien untuk menghafalnya. Misalnya, parasetamol kan nama dagangnya banyak. Namun, yang harus diperhatikan ialah nama generiknya. Ketika kita sudah paham punya alergi obat tertentu, ini akan merekam jejak medis kita." (*/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya