Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Menjadikan Ibadah Haji sebagai Jihad Melawan Hawa Nafsu

Mediaindonesia.com
02/8/2019 15:15
Menjadikan Ibadah Haji sebagai Jihad Melawan Hawa Nafsu
Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Entrepreneur Kyai Demak Purwakarta, Prof Dr KH Ahmad Syafii Mufid MA(Ist)

SEMANGAT berhaji masyarakat muslim dari tahun ke tahun semakin tinggi baik di seluruh dunia maupun Indonesia. Itu terlihat dari meningkatnya daftar tunggu jemaah haji Indonesia setiap tahun. Menunaikan rukun Islam kelima ini ialah menyempurnakan ibadah lainnya semata karena Allah SWT.

Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Entrepreneur Kyai Demak Purwakarta, Prof Dr KH Ahmad Syafii Mufid MA, mengatakan bahwa ibadah haji itu puncak dari pelaksanaan rukun Islam mulai syahadad, salat, puasa, zakat, dan haji. Hal itu disebabkan ibadah haji itu memiliki lex specialis yakni kalimat manistata'a ilaihi sabila, yang berarti bagi mereka yang mampu (istithaah) untuk menempuh jalan pemberangkatan haji.

"Di situ lah mulai diwajibkannya umat Islam untuk berhaji. Karena kata istithaah dimaknai sebagai kemampuan melaksanakan ibadah haji secara fisik, mental, dan perbekalan. Istithaah dimaknai sebagai kemampuan untuk bisa sampai ke tempat tujuan yaitu Tanah Suci dalam perjalanannya. Selain itu, istithaah itu juga bermakna kemampuan orang untuk melaksanakan ibadah haji karena badannya sehat dan kuat. Kalau tidak memiliki kemampuan itu tidaklah wajib untuk haji," ujar Mufid di Jakarta, Jumat (2/8).

Dijelaskannya, secara khattiyah. untuk melakukan ibadah haji tentu diperlukan sebuah usaha yang sungguh-sungguh untuk bisa menjalankan nya. Karena secara ma'nawiyah, orang yang memiliki uang banyak belum tentu dia rela mengeluarkan uang untuk berangkat haji. Bahkan, orang yang sehat pun belum tentu dia mau meluangkan waktu untuk beribadah haji karena sayang waktunya kalau nggak digunakan untuk bisnis dan seterusnya.

"Maka dari itu, usaha yang sungguh-sungguh yang semacam itu bisa kita masukkan dalam kategori jihad untuk melawan hawa nafsu sejak berniat menggunakan pakaian ikhram. Secara singkat ibadah haji itu memiliki makna jihad bagi para pelakunya yang mana dia berangkat menunaikan ibadah haji itu berjihad untuk melawan hawa nafsunya yang mana mau mengeluarkan uangnya, mau menggunakan waktunya untuk ibadah haji. Nah itu jihad," ucap Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta ini.

Selain itu, menurut dia, dalam budaya masyarakat Nusantara juga melahirkan berbagai macam upacara, salah satu upacara yang paling populer adalah walimatul hajj atau walimatul safar untuk menghormati orang yang mau berangkat haji. Yang mana salah satu dari seremoninya ialah pembacaan azan dan iqamat sebagaimana orang melepas jenazah.

"Hal ini karena kita semua tidak ada yang tahu apakah calon-calon haji ini bisa kembali lagi ke Tanah Air atau ke keluarganya dalam keadaan sehat walafiat selamat atau tidak. Tentunya haji itu adalah sebuah perjuangan yang luar biasa dan itulah sering kali masyarakat kita memaknai haji ini sebagai jihad yang luar biasa," kata Direktur Indonesia Institute for Society Empowerment (Insep) ini.

Tak hanya itu, Kiai Mufid juga mengatakan bahwa ibadah haji juga bisa dikatakan sebagai momentum untuk membangun perdamaian antarumat. Karena syariat Islam juga mengajarkan hal-hal yang sangat humanitis, manusiawi dalam membangun persatuan dan kesatuan. Hal ini dimulai dari salat berjemaah yang dilakukan di masjid kecil atau musala untuk membangun kejemaahan pada tingkat kampung atau RT/RW yang bersifat lokal yang dilakukan setiap lima waktu.

"Kemudian dalam seminggu sekali kita diwajibkan dalam sebuah desa atau dalam sebuah permukiman untuk datang bersama-sama dan seluruh warga di kampung atau di lingkungan tertentu itu dalam satu even yang disebut dengan melaksanakan saat Jumat berjemaah," ujar peneliti senior Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehidupan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama ini

 

Baca juga:   DPR:Inovasi Pelayanan Haji tidak boleh Berhenti

 

Kemudian lebih besar lagi, menurutnya, ketika perayaan Hari Raya Idul Adha dan Idul Fitri di mana orang-orang berkumpul untuk melaksanakan salat yang lebih luas lagi tidak hanya dalam satu masjid, tetapi dari banyak masjid yang kemudian bergabung menjadi satu untuk melaksanakan salat Ied di Masjid Besar, Masjid Agung atau Masjid Raya bahkan di Indonesia ada masjid nasional seperti di Masjid Istiqlal.

"Lalu untuk seumur hidup orang datang dari berbagai macam penjuru dunia termasuk dari Timur Tengah sendiri dari berbagai macam etnis dan ras serta berbagai macam mazhab ke suatu tempat yang tidak  berjauhan yaitu di sekitar Makkah yaitu Arafah, Mina, Masjidil Haram, plus ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW di Madinah. Itu lah persatuan Islam yang terjadi yaitu ibadah haji dan itulah yang disebut Muktamar Muslimin dari seluruh dunia  dalam rangka membangun kebersamaan," ujarnya.

Dikatakan, karena ibadah haji coraknya fisik maka yang harus disiapkan adalah fisik. Namun, kalau hanya fisik saja, tentu haji itu juga tidak bermakna. Bagi umat muslim yang yang menunaikan ibadah haji tentu juga harus merenungkan bahwa peristiwa apa yang ada saat menunaikan haji itu.

Yang mana di Padang Arafah itu ada kisah Adam dan Hawa. Lalu di Padang Mahsyar juga harus direnungkan oleh umat manusia sekarang, bahwa sekarang ini bisa selamat, berbuat dosa, berbuat maksiat dan akan sengsara nanti ketika di Padang Arafah itu. Lalu ada peristiwa melempar jumrah di Mina, sampai pada ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW yang mana di dunia sangat sederhana, mulia sehingga dihormati dan dihargai oleh semua kalangan.

"Kalau yang demikian itu bisa direnungkan, maka nilai-nilai kemanusiaan yang luhur, adil dan beradab bisa dihayati, maka tentu saja tidak mudah terbujuk oleh pikiran ataupun kegiatan radikalisme setan yang mau melawan tauhid atau melawan perintah Allah SWT. Nah itu yang mesti harus kita pahami, renungkan dan perlu dipersiapkan oleh semua yang melakukan ibadah haji," katanya.

Untuk itu, dia berharap kepada semua umat muslim yang telah menunaikan ibadah haji untuk selalu menjaga keharmonisan, perdamaian dan persatuan antarumat manusia bangsa ini. (RO/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya