Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PEMERHATI pendidikan Indra Charismiadji mengatakan siswa Indonesia mengalami kesulitan dalam berkolaborasi atau bekerja sama dalam satu tim.
"Indonesia memiliki banyak sarjana komputer maupun SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) komputer, akan tetapi mengapa programmer lebih banyak dari India atau China, dan ternyata salah satu penyebabnya adalah kesulitan berkolaborasi," ujar Indra dalam seminar pelatihan guru SMK di Jakarta, Senin (29/7).
Padahal, Presiden Joko Widodo menginginkan agar Indonesia menjadi salah satu pemain dalam ekonomi digital.
Akan tetapi, hal itu sulit tercapai jika anak Indonesia sulit berkolaborasi.
Indra menambahkan siswa Indonesia lebih suka bekerja sendiri jika dibandingkan dengan berkelompok atau bersama-sama.
Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk menyatukan siswa itu. Kemudian, kreativitas anak kurang muncul.
Sekolah dinilai belum berhasil menggali kreativitas siswa. Contohnya jika disuruh gambar, maka yang digambar adalah gambar pemandangan dengan gunung di atasnya.
"Di era sekarang yang dibutuhkan adalah anak bisa punya nalar yang tinggi, berkolaborasi, berkomunikasi, berpikir kritis, dan kreatif. Hal itu yang dinilai oleh industri kita masih lemah," katanya.
Baca juga: Indonesia Harus Percepat Bangun SDM Iptek
Oleh karena itu, pihaknya akan memberikan pelatihan pada guru-guru, bagaimana menggunakan aplikasi untuk memunculkan daya nalar tingkat tinggi anak.
Kemudian pada Oktober, pihaknya akan meminta agar ada aplikasi yang dibuat oleh para siswa di sekolah yang nanti akan dipertandingkan di China.
Kepala Seksi Evaluasi Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Arfah Laidiah Razik, mengatakan, pelatihan itu merupakan bagian dari meningkatkan mata pelajaran simulasi digital di SMK.
"Dengan pelatihan ini, kami mengharapkan adanya peningkatan kemampuan guru. Terutama dalam mata pelajaran simulasi digital," kata Arfah.
Selain itu juga diharapkan guru dapat mengajarkan pada siswa, bagaimana menggunakan simulasi digital untuk berkolaborasi, berpikir kritis hingga meningkatkan kreativitas.
"Jadi pada akhir program, kami harapkan para siswa dapat mendemonstrasikan apa yang mereka peroleh," ujar Arfah lagi. (OL-1)
DUKUNGAN penuh peningkatan kualitas sekolah vokasi untuk melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil sangat diperlukan sebagai bagian dari upaya menekan angka pengangguran.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang mengizinkan sekolah negeri menerima 50 rombongan belajar (rombel). pada Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025.
Sebaran sekolah dan rombel tersebut disusun berdasarkan peta kebutuhan pendidikan dan pertumbuhan penduduk usia sekolah di masing-masing daerah.
GUBERNUR DKI Jakarta Pramono Anung memberikan tiket gratis menonton Gelaran balap Formula E 2025 di Ancol Jakarta Utara pada Sabtu, 21 Juni 2025, kepada ribuan siswa SMA dan SMK
Wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah dipilih mengingat kedua daerah ini memiliki potensi besar dalam pengembangan sektor perikanan hias dan akuakultur.
Peserta kegiatan itu adalah siswa-siswi SMAN 54 Jakarta, SMKN 1 Jakarta, dan SMKS Gema Nusantara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved