Headline
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
KOMEDIAN Tri Retno Prayudati yang dikenal dengan nama panggung Nunung Srimulat, 56, ditangkap polisi karena dugaan penyalahgunaan psikotropika, pada Jumat (19/7). Kepada polisi, Nunung mengaku telah mengonsumsi sabu selama 20 tahun untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan stamina selama bekerja.
Mendengar kabar itu, banyak rekannya sesama pelawak bingung. Pasalnya, selama puluhan tahun Nunung mengonsumsi sabu, mereka tidak melihat sesuatu yang aneh.
"Enggak curiga. Setahu saya kalau pakai narkoba itu kurus, lah ini gemuk sehat," kata Tarzan Srimulat, salah satu rekan Nunung seusai menjenguk Nunung, Senin (22/7).
Dokter spesialis kesehatan jiwa Andri SpKJ FAPM dari Klinik Psikosomatik OMNI Hospital Alam Sutera, Tangerang, mengatakan, ada pergeseran motif penggunaan narkotika di Indonesia, dari heroin dan ganja yang membuat penggunanya lebih rileks dan santai ke zat psikotropika yang bisa memberikan efek stimulan, seperti sabu, ekstasi, dan kokaina.
Psikotropika ialah zat atau obat yang berkhasiat psikoaktif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku pada penggunanya.
"Kalau orang dulu mikirnya narkotika dipakai untuk mabuk, sekarang ini stimulan dipakai untuk melakukan aktivitas kerja," tutur Andri ketika dihubungi Media Indonesia di Jakarta, kemarin.
Ia menuturkan, orang yang menggunakan sabu tidak terlihat lemas, justru sebaliknya. Sabu bisa membuat seseorang bekerja lebih dari 12 jam per hari, tidak tidur, selalu semangat dan merasa senang.
Jika tidak mengonsumsi sabu, pengguna akan mengalami dampak sebaliknya, seperti merasa lemas, ingin tidur terus, dan tidak bergairah. "Ini akan berujung pada ketergantungan. Dosisnya makin lama makin tinggi," cetusnya.
Jenis dan tujuan pemakaian amfetamina berbeda-beda. Sabu tujuannya untuk merangsang (upper) sehingga pemakainya bisa merasa bugar dan tidak loyo. Ada pula yang downer (depresan) seperti heroin yang membuat pemakainya merasa rileks.
Dari sisi penggunaannya di Indonesia, salah satu turunan amfetamina ini tidak digunakan untuk pengobatan. Namun, di Amerika Serikat, amfetamina digunakan untuk mengobati pasien gangguan hiperaktif atau attention deficit hypercative disorder (ADHD).
Sulit ditanggulangi
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PDSKJ) Jaya dr Nova Riyanti Yusuf SpKJ mengatakan, salah satu turunan amfetamina pernah ditemukannya dalam obat diet.
Ia mengetahui hal itu saat menangani pasien yang datang dengan keluhan gejala paranoid dan hiperaktif saat malam hari. "Setelahnya diketahui obat dietnya mengandung zat tersebut," ungkapnya.
Dijelaskannya, pemakaian sabu yang berlebihan berefek buruk, seperti munculnya gangguan perilaku yang disebut 'meth-induced hiperaktivitas' yang membuat pemakainya menjadi hiperaktif dan merasa kurang perhatian. "Namun, bisa juga lebih impulsif," terang dokter yang akrab disapa Noriyu itu.
Jika sudah kecanduan, imbuhnya, orang yang mengonsumsinya dapat mengalami gangguan psikotik (jiwa) yang memengaruhi persepsi dan pikiran, seperti halusinasi, bisikan suara tanpa sumber, atau paranoid (takut berlebihan). "Ini bisa muncul saat sedang 'high' atau efek yang didapat setelah seseorang mengonsumsi sabu," tuturnya.
Ketika tidak mengonsumsi sabu, badan akan mengalami fase yang disebut 'sakau' ditandai, antara lain dengan nafsu makan yang hilang dan psikosis (keadaan mental yang terganggu delusi atau halusinasi).
Menurut Noriyu, kecanduan sabu tergolong sulit untuk ditanggulangi. Cara terbaik untuk mencapai pemulihan atau rehabilitasi sepenuhnya dengan bantuan dokter dan perawat di rumah sakit. "Proses lepasnya harus dalam pengawasan dokter. Setelah badan berhasil detoks baru proses rehab dapat dimulai," ucapnya.
Enam bulan dianggap cukup dalam proses rehabilitasi para pemakai narkotik supaya bisa menjauhkan diri dari ketergantungan. Namun, hasil rehabilitasi berbeda-beda tergantung intensitas pemakaian. Apabila gejala sakau cukup parah, ada tindakan penanganan lanjutan dengan pemberian obat-obatan dalam mengatasi kecemasan dan depresi yang ditimbulkan dari ketergantungan sabu. "Diserahkan pada pasien selama ia bukan pengedar. Dia ditawarkan ingin rehabilitasi atau tidak," tuturnya.
Saat proses detoks berjalan, pecandu dianjurkan banyak minum air putih agar jangan sampai mengalami dehidrasi. (H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved