Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PERKEMBANGAN teknologi dan informasi membawa tantangan tersendiri pada masyarakat hingga keluarga.Kesibukan orangtua ditambah aktivitas berinternet yang tinggi di media sosial membuat interaksi dan waktu berkumpul bersama anggota keluarga sangat berkurang.
Masalah ini turut pula mengubah pola asuh orangtua terhadap anak.Sosok orangtua pun kini tidak lagi menjadi referensi tunggal bagi anak karena banyaknya informasi yang tersebar di dunia digital.
Diperlukan strategi keluarga untuk menghadapi persoalan tersebut.Salah satu waktu yang tepat untuk sarana kumpul bersama yaitu makan bersama keluarga dalam satu meja.
Untuk itu salah satu kegiatan yang digalakkan dalam momen peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXVI di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, yang puncaknya Sabtu (6/7) yaitu Gerakan Kembali ke Meja Makan dan Gerakan Tidak Melihat Media Sosial dan TV pada pukul 18.00-21.00 atau Gerakan 1821. Diharapkan ge¬rakan ini dapat mendekatkan dan meningkatkan kembali interaksi antara anggota keluarga sehingga mewujudkan ketahanan keluarga.
Kepala Badan Kependuduk¬an dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mengatakan, gerakan kembali ke meja makan sebenarnya ajakan pihaknya sebagai bagian dari pemerintah kepada keluarga, khususnya kepada orangtua untuk menyediakan waktu bagi anak. Gerakan Kembali ke Meja Makan telah diluncurkan secara nasional di Kota Padang, Sumatra Barat.
Menurut Hasto, gerakan ini merupakan upaya bersama untuk mengingatkan kembali keluarga-keluarga Indonesia tentang pentingnya meluangkan waktu berkumpul dan berkomunikasi bersama anggota keluarga. “Saya pikir keluarga yang sering bertemu di meja makan bagian dari upaya mewujudkan keluarga yang tentram dan saling kasih-mengasihi,” ujar Hasto di Banjarmasin, Sabtu(6/7).
Ia menambahkan, setiap kebijakan harus dievaluasi.Begitu pula dengan Gerakan Kembali ke Meja Makan.Ini penting untuk mengetahui kekurangan dan kelebihannya dalam mendorong gerakan keluarga berencana.
Ditemui terpisah, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN, M Yani, mengatakan Gerakan Kembali ke Meja Makan bukan berarti harus makan di meja makan.Tapi, penggunaan waktu sebaik mungkin membangun ikatan emosional dan mengetahui masalah-masalah anggota keluarga.
“Kami tidak menetapkan berapa lama harus melakukan kontak tetapi lakukan ini secara rutin baik oleh ayah maupun ibu. Pada waktu-waktu itu orangtua menanamkan nilai-nilai pendidikan, karakter, kemudian mendengar keluhan anak. Suatu persoalan mungkin besar bagi anak tapi ketika mereka bercerita kepada orangtua menjadi hal kecil yang mudah diselesaikan,” paparnya.
Seorang ayah harus ikut serta di dalam proses itu karena ada nilai-nilai yang mungkin tidak bisa diwakili oleh ibu seperti kedisiplinan, ketegasan, etos kerja, tersampaikan dengan baik, termasuk kepada anak perempuan.
Di dalam gerakan itu dimasukkan juga peran orangtua sesuai dengan tugasnya agar mengawasi aktivitas anak dengan gawai.Soalnya, kasus pornografi mulai merasuk kepada anak sekolah dasar.
Yani menambahkan, Gerak¬an Kembali ke Meja Makan boleh disesuaikan dengan konteks dan kearifan lokal. Misalnya, dipadukan dengan kegiatan mengaji bersama usai salat magrib bagi lingkungan muslim dan kegiatan-kegiatan edukatif lain. Intinya ada kebersamaan atau keluarga harus punya waktu untuk saling berinteraksi.
Dengan penyesuaian itu pula gerakan tidak melihat televisi dan media sosial bisa diterapkan.“Kalau tidak ada yang mendesak ya berikan semua waktu untuk keluarga dengan stop menggunakan gawai, menonton televisi, dan sebagainya,” tutur Yani.
Sebelumnya, Deputi Bidang Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN, Rizal Damanik, gerakan itu merupakan penjabaran dari empat pendekatan ketahanan keluarga yang diterapkan. Pedekatan itu berupa keluarga berkumpul (reuniting), keluarga berinteraksi (interacting), keluarga berdaya (empowering), dan keluarga peduli dan berbagi (sharing and caring). (Hym/S3-25)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved