Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

AkzoNobel dan Rijksmuseum Amsterdam Restorasi Lukisan Rembrandt

Rosmery Sihombing
03/7/2019 20:35
AkzoNobel dan Rijksmuseum Amsterdam Restorasi Lukisan Rembrandt
The Night Watch lukisan antara Rijksmuseum Amsterdam dan AkzoNobel, perusahaan cat dan pelapis global terkemuka.(Ist)

SALAH satu mahakarya lukisan paling terkenal di dunia, The Night Watch, akan segera menjalani proyek restorasi paling inovatif dalam sejarah. Proyek ini diinisiasi oleh kerja sama antara Rijksmuseum Amsterdam dan AkzoNobel, perusahaan cat dan pelapis global terkemuka.

Dalam proyek yang disebut sebagai Operation Night Watch, serangkaian alat dan teknik luar biasa akan digunakan untuk meneliti dan merestorasi lukisan Rembrandt yang telah berusia 377 tahun ini. Uniknya, pekerjaan ini dapat disaksikan secara langsung oleh semua orang di seluruh dunia dan bahkan ikut terlibat.

Mulai 8 Juli 2019, tim khusus yang terdiri atas peneliti, konservator, dan pemulih dari Rijksmuseum akan berkolaborasi dengan sejumlah museum, universitas di Belanda dan luar negeri, serta para spesialis warna dari AkzoNobel. Mereka akan bekerja di dalam sebuah ruang kaca khusus yang dibangun untuk memastikan agar The Night Watch dapat terlihat jelas oleh pengunjung museum.

Sebelum restorasi dimulai, tim Operation Night Watch akan mengambil ribuan foto beresolusi sangat tinggi (menggunakan imaging frame khusus) serta memanfaatkan pemindai dan laser mutakhir untuk meneliti lukisan secara mikroskopis. Semua proses ini belum pernah dilakukan sebelumnya di dunia seni. Setelah fase penelitian awal ini selesai, data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan cermat untuk menentukan cara terbaik dalam merestorasi The Night Watch dari generasi ke generasi.

Thierry Vanlancker dan Taco Dibbits secara simbolis menandatangani perjanjian kerjasama di depan lukisan The Night Watch

"Kami akan memulai proyek restorasi terbesar dan paling inovatif dalam sejarah museum kami yang telah berusia 219 tahun," jelas General Director Rijksmuseum, Taco Dibbits, dalam keterangan pers, Selasa (2/7).

"Setelah memantau kondisi The Night Watch, kami menemukan adanya beberapa perubahan yang tengah terjadi. Sebagai contoh, sosok anjing di bagian kanan bawah lukisan kini telah memucat. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi lukisan secara keseluruhan, kami memutuskan untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Oleh karena itu, kami sangat berterima kasih kepada AkzoNobel karena pekerjaan ini tak mungkin dapat dilakukan tanpa dukungan mereka," katanya.

CEO AkzoNobel, Thierry Vanlancker, menambahkan, pihaknya bangga dapat menjadi mitra utama untuk proyek luar biasa ini.

"Sebagai perusahaan yang percaya akan inovasi yang melampaui generasi, kami sangat senang dapat menyumbangkan keahlian dan antusiasme kami atas manfaat yang dapat diberikan oleh cat dan warna agar dapat membantu merestorasi sebuah ikon budaya," ujarnya.

"Kami merasa adanya hubungan yang dekat antara AkzoNobel dan Rijksmuseum yang tak hanya karena warisan panjang dan istimewa yang kami miliki. Kami sama-sama didorong oleh keinginan untuk mencari perspektif baru serta memanfaatkan inspirasi masa lalu untuk membangun masa depan. Kami tidak sabar untuk berbagi beragam keahlian dan memperluas pemahaman teknis kami akan warna."


Baca juga: Intercept X dengan EDR Tangkal Serangan Siber ke Server


Proyek Operation Night Watch akan menimbulkan beberapa pertanyaan mendasar yang penting. Bagaimana cara lukisan tersebut dibuat? Seperti apa penampilan asli The Night Watch yang dimaksudkan oleh Rembrandt? Bagaimana kondisi lukisan tersebut saat ini? Perubahan cat apa saja yang telah terjadi dan mengapa? Jawaban dari seluruh pertanyaan ini dapat ditemukan melalui pekerjaan restorasi yang akan dikerjakan oleh para ilmuwan dan ditayangkan secara online di seluruh dunia.

Teknologi yang digunakan dalam proyek restorasi ini sangat luar biasa. Sebanyak 11.400 foto yang diambil akan memiliki resolusi 5.430 dpi. Sejumlah pemindai khusus juga akan digunakan untuk meneliti retak dan celah, sedangkan pigmen lukisan akan diperiksa menggunakan laser berteknologi tinggi dalam tingkat nano. Gambar yang dihasilkan akan tersedia untuk dilihat oleh masyarakat umum untuk membantu proses validasi data.

"Kami akan mengguncang dunia konservasi lukisan dan melakukan hal-hal yang belum pernah dicoba sebelumnya," kata Robert van Langh, Head of Conservation and Science Rijksmuseum. "Pertama-tama, kita perlu mencari tahu tantangan apa saja yang kita hadapi. Bersama mitra berpengalaman seperti AkzoNobel, kami yakin pemahaman kami tentang cat akan meningkat tiga hingga empat kali lipat dari sebelumnya.”

Kerja sama selama tiga tahun ini melanjutkan hubungan panjang yang telah terjalin antara AkzoNobel dan Rijksmuseum. Sebelumnya, AkzoNobel telah memasok sekitar 8.000 liter cat untuk proyek renovasi satu dekade Rijksmuseum. Untuk proyek jangka panjang tersebut, AkzoNobel mengembangkan sebuah palet warna khusus bernama Sikkens RIJKS Colors yang serupa dengan warna awal museum yang digunakan oleh arsitek Pierre Cuypers.

Rijksmuseum - yang dikunjungi lebih dari dua juta orang pada 2018 - memiliki koleksi karya lukisan Rembrandt terbesar dan paling klasik di dunia. (RO/OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya