Kanada Kucurkan Dana US$8 Juta Untuk Berdayakan Bidan

PEMERINTAH Kanada memberikan bantuan untuk pemberdayaan bidan di Indonesia melalui Proyek Berani senilai US$8 juta, Bantuan itu dikemukakan Duta Besar Kanada Peter MacArthur saat membuka seminar yang digelar Ikatan Bidan Indonesia dan didukung UNFPA Indonesia dan Global Affairs Canada, dalam peringatan hari bidan internasional di Jakarta, Kamis (9/5).

Duta Besar Kanada untuk Indonesia, Peter MacArthur mengatakan di Kanada seperti halnya di Indonesia, bidan memainkan peran penting sebagai penyedia layanan kesehatan yang berpusat pada perempuan.

"Kanada percaya bahwa memperkuat peran bidan penting untuk menegakkan hak atas layanan kesehatan seksual dan reproduksi bagi perempuan dan remaja. Ketika wanita dan remaja, terutama anak perempuan memiliki kendali atas keputusan mengenai kehidupan reproduksinya, angka kematian dan kesakitan ibu dan anak menurun dan keluarga berkembang," kata MacArthur dalam sambutannya.

Kanada, lanjut MacArthur bekerja sama dengan UNFPA dan Unicef untuk menegakkan hak atas layanan kesehatan seksual dan reproduksi bagi perempuan dan remaja di Indonesia. Program yang diusung bernama Program Berani, juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas bidan sehingga mengurangi angka kematian ibu.

Dalam proyek Berani itu, Kanada mengucurkan bantuan senilai US$8 juta di Indonesia. Dana tersebut digunakan untuk memberdayakan bidan sebagai tenaga kesehatan strategis dan berada di garis terdepan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.   

Pada kesempatan sama Ketua Umum IBI Pusat, Emi Nurjasmi mengatakan bahwa peran bidan sangat penting untuk menekan angka kematian ibu yang masih tinggi.

"Seyogyanya kematian ibu maupun bayi baru lahir dapat dihindarkan lewat tersedianya layanan kesehatan yang bermutu dan mudah dijangkau. Dalam hal ini tersedianya bidan berkompeten di tengah masyarakat, mudah diakses, dan didukung dengan fasilitas yang memadai. Bidan memiliki peran penting untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi," kata Emi.

Hal itu tergambar saat gempa disertai tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah pada Oktober 2018,  bidan-bidan langsung bergerak cepat menyediakan layanan kesehatan untuk menyelamatkan paa perempuan hamil, melahirkan dan bayi baru lahir. Dan pada kondisi kritis tidak ada ibu dan bayi yang meninggal karena semua tertangani oleh bidan terlatih.

baca juga : Tekan Inflasi, TPID Kota Padang Gelar Pasar Murah

"Dengan segala keterbatasan di pasca bencana, pelayanan bidan terlatih di tenda/klinik Kespro berhasil mencegah terjadinya kematian ibu di semua area yang dilayani oleh setiap tenda/klinik Kespro di tiga  Kabupaten/Kota terdampak gempa, likuifaksi dan tsunami pada 28 Oktober 2018 di Sulawesi Tengah," terang Melania Hidayat, UNFPA Assistant Representative. (OL-3)