Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Komitmen 16 Daerah Destinasi Unggulan Kembangkan Wisata Halal

Mediaindonesia.com
03/5/2019 14:15
Komitmen 16 Daerah Destinasi Unggulan Kembangkan Wisata Halal
Menteri Pariwisata Arief Yahya di Danau Toba(AFP/Goh Chai Hin)

MENTERI Pariwisata (Menpar) Arief Yahya memberi selamat kepada Indonesia atas raihan peringkat terbaik dalam Global Muslim Travel Index 2019, mengalahkan 130 destinasi wisata dunia. Kabar ini pun menjadi dorongan bagi pelaku industri pariwisata termasuk wisata halal untuk bergerak mencapai target penghasil devisa terbesar di Tanah Air.

Karena itu, sebanyak 16 pemimpin daerah destinasi wisata unggulan Tanah Air pun berkomitmen mengembangkan wisata halal usai Indonesia ditetapkan sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia. Mereka menandatangani Momorendum of Understanding (MoU) dengan Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani.

Konsep wisata halal yang dikampanyekan oleh Kementerian Pariwisata mendapat sambutan hangat dari para kepala daerah di Indonesia. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan nilai yang dicapai oleh sejumlah daerah pada ajang IMTI 2019.

Sebagai apresiasi bagi daerah-daerah yang telah berupaya mengembangkan wisata halal, Kementerian Pariwisata memberikan penghargaan Indonesia IMTI 2019 kepada lima destinasi pariwisata halal terbaik. Destinasi yang meraih peringkat terbaik tersebut adalah Lombok dengan skor tertinggi 70 poin, diikuti Aceh 66 poin, Riau dan Kepulauan Riau 63 poin, DKI Jakarta 59 poin dan Sumatra Barat 59 poin.

Baca juga: Pemerintah Bidik Potensi Wisata Halal

Sementara sebelas destinasi unggulan lainnya yakni Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Malang Raya (Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Malang), Sulawesi Selatan, Kota Tanjung Pinang, Kota Pekanbaru, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur.

"Pariwisata kini berada pada posisi kedua penghasil devisa terbesar bagi Indonesia setelah industri sawit, jadi potensi kita sangat besar" jelas Menpar dalam keterangan resmi yang diterima Media Indonesia, Jumat (3/5).

Potensi wisata halal juga dinyatakan oleh Global Muslim Travel Index (GMTI) yang memproyeksikan dalam lima tahun ke depan atau pada 2023 muslim traveller akan menyumbang hingga mencapai US$274 miliar atau tumbuh di atas 7,6%, dari US$177 miliar pada 2017.

Menpar juga menyampaikan pentingnya membuat regulasi yang suportif dalam upaya memajukan wisata halal. Ia berharap ajang Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) dapat digelar dengan penilaian yang lebih komprehensif, serta mendorong kerja sama lebih lanjut antara pemerintah pusat dengan instansi-instansi daerah terkait.

"Kita juga membutuhkan regulasi terkait halal tourism dan ini akan dibuat atas kerjasama Kemenpar dengan Majelis Ulama Indonesia," jelas Menpar.

Pada kesempatan itu digelar Wonderful Indonesia Halal Tourism Meeting and Conference 2019 yang terdiri atas 2 sesi. Sesi pertama menampilkan 2 keynote speaker yaitu Fazal Bahardeen, CEO CrescentRating dan HalalTrip dengan topik ‘Global Muslim Travel Current Issues, Trends, and Global Standard’; serta Dr. Ibrahim Alsini, Vice President for Hajj & Umrah Solutions at the Saudi Airlines Catering Company dan Board of Director Dhyafat Albalad Alameen dengan topik ‘Winning International Muslim Travellers Market Share’.

Sesi kedua, dalam bentuk talkshow mengangkat tema ‘Halal Tourism Development and Sustainability Strategy for the Future in Indonesia’. Dalam sesi talkshow menampilkan 4 pembicara yaitu Ledia Hanifa Amaliah (DPR RI), Yono Haryono (Bank Indonesia, Departemen Ekonomi Keuangan Syariah), M Isnaini Iskandar (KADIN, Desk Timur Tengah) dan Riyanto Sofyan (Sofyan Corporation Chairman).(RO/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya