Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
DI era digital ini, perpustakaan juga perlu melakukan perubahan untuk tetap bisa menjawab kebutuhan masyarakat akan buku dan bahan referensi lainnya. Bangunan futuristis bukanlah suatu keharusan, melainkan kemudahan akses membaca dari mana pun.
Hal itu pula yang dilakukan Perpustakaan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Perpustakaan yang menjadi bagian dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes itu tidak terlalu luas, tetapi cukup nyaman dengan adanya ruang baca yang dilengkapi sofa. Tidak hanya itu, perpustakaan tersebut juga menyediakan area khusus bagi penyandang tunanetra. Mereka bisa mendengarkan audiobook yang disediakan.
"Penggunaan gawai sudah merajalela, orang sudah bisa membaca buku lewat e-book. Tapi bagi sebagian orang, membaca melalui buku lebih nyaman. Karena itu, perpustakaan ini dibuat nyaman," terang Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, drg Widyawati, beberapa waktu lalu.
Perpustakaan Kemenkes masuk dalam kategori perpustakaan khusus. Sekitar 80% dari koleksi buku di sana terkait dengan bidang kesehatan. Terdiri atas 7.424 judul buku teks, 1.211 judul buku digital, dan 12.261 eksemplar jurnal.
Koleksi itu dikelompokkan menjadi koleksi terbitan Kemenkes, terbitan WHO, dan tebitan umum yang jumlahnya sekitar 20%, seperti buku-buku filsafat, novel, dan bahasa. Semua koleksi itu dapat dicari melalui e-katalog pada komputer yang disediakan.
Digitalisasi
Widyawati menyampaikan, pengunjung tidak diperkenankan membawa pulang koleksi karena riskan rusak. Namun, pustawakan menyediakan layanan fotokopi buku. Selain itu, pengunjung juga bebas mengakses buku dalam bentuk electronic book atau e-book. Hampir 60% dari koleksi perpustakaan itu sudah didigitalkan.
Layanan buku berbentuk digital, terang Widyawati, dimaksudkan agar para tenaga kesehatan yang jauh dari Jakarta bisa mengakses buku-buku milik Perpustakaan Kemenkes untuk tambahan ilmu atau referensi dalam bekerja.
Cara mengaksesnya sangat mudah. Perpustakaan Kemenkes menyediakan katalog internasional kesehatan (Kinka) yang tersedia pada portal Perpustakaan Kemenkes. Kinka merupakan aplikasi untuk mencari koleksi yang terkoneksi dengan laman Indonesia One Search, onesearch.id yang dimiliki Perpustakaan Nasional.
Baca Juga : Ombudsman Awasi Daerah Jalankan Zonasi
Melalui laman itu, masyarakat dapat menemukan berbagai koleksi buku milik Perpustakaan Kemenkes, termasuk buku-buku dan tulisan yang dikumpulkan dari 300 lebih perpustakaan binaan Kemenkes. Seperti halnya koleksi milik balai kesehatan, rumah sakit pendidikan, kantor kesehatan pelabuhan, dan politeknik kesehatan.
"Kami mendigitalkan koleksi milik Kementerian Kesehatan untuk menjaga kontennya karena Perpustakaan Kemenkes merupakan pusat repositori kesehatan," terangnya.
Setiap pekan, Perpustakaan Kemenkes mengadakan acara story telling. Audiensnya anak-anak balita yang ada di Taman Penitipan Anak Kemenkes. Mereka berkesempatan membaca buku anak dan mendengarkan dongeng yang dibawakan para pustakawan. (Ind/H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved