Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Waspadai Karhutla akibat El Nino

MI
10/4/2019 09:35
Waspadai Karhutla akibat El Nino
Tim pemadam manggala agni KLHK Riau sedang memadamkan kebakaran hutan dan lahan (Kahutla) di kawasan hutan produksi terbatas (HPT)(MI/Rudi Kurniawansyah )

KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengingatkan untuk mewaspadai fenomena El Nino selama April-Juli ini yang berpotensi memicu meluasnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

El Nino merupakan fenomena memanasnya suhu muka laut di Samudra Pasifik bagian tengah hingga timur. El Nino memiliki dampak beragam dalam lingkup skala global. Di Indonesia secara umum dampak El Nino adalah kondisi kering dan berkurangnya curah hujan.

"April ini El Nino sudah mode-rat. Satgas Karhutla Riau harus lebih waspada karena kondi-sinya akan sangat panas bila dibandingkan dengan awal tahun," kata Direktur Pengendalian Karhutla KLHK Raffles Pandjaitan seusai diskusi Perlindungan Ekosistem Gambut dan Pengendalian Karhutla di Pekanbaru, Riau, Senin (8/4).

Ia mengungkapkan, El Nino membuat lahan gambut menjadi kering dan akan sangat mudah terbakar. Oleh karena itu, ia berharap Satgas Karhutla dapat lebih waspada dan meningkatkan koordinasi antarsatuan, sehingga penanggulangannya lebih efektif dalam menghadapi El Nino.

Baca Juga : Pentingnya Perlindungan Gambut dalam Pengendalian Karhutla

Provinsi Riau mulai mengaktifkan Satgas Karhutla setelah menetapkan status siaga darurat sejak 19 Februari hingga 31 Oktober mendatang. TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Manggala Agni, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan berbagai instansi lainnya bersatu melawan kebakaran hutan dan lahan yang melanda sejak awal Januari lalu hingga kini.

Raffles mengungkapkan, luas kebakaran hutan dan lahan di Riau mencapai lebih dari 2.800 hektare (ha). Angka itu berpotensi lebih luas, dan KLHK akan melakukan penghitungan ulang dengan menggunakan satelit Land Sat yang memiliki kualitas pencitraan tinggi.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) Bambang Hero Saharjo meminta pemerintah terus memantau tinggi muka air di lahan gambut untuk mengantisipasi kebakaran hutan. Menurutnya, karhutla yang kerap terjadi di lahan gambut yang salah satu faktor penyebabnya adalah penurunan muka air telah menyebabkan lahan gambut menjadi lebih kering.

"Perlu secara rutin dilakukan patroli udara, air, dan darat untuk mencegah kebakaran berlanjut dan mengantisipasi terjadinya pembiaran," kata Bambang melalui keterangan pers yang diterima, kemarin. (Dhk/Ant/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya