Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BERTEMPAT di Auditorium Gedung C Vokasi UI, Mahasiswa Vokasi Komunikasi (Vokom) UI menyelenggarakan Event Emergency bertajuk Untold Story of Disaster yang menghadirkan Kepala Seksi Operasi SAR I Made Oka Astawa, fotografer sekaligus relawan One Year Call Memories Tsunami Aceh Jerry Aurum, dan artis sekaligus aktivis pecinta lingkungan Arifin Putra.
Kegiatan yang dihadiri 300 orang peserta dari berbagai daerah di Indonesia ini, dibuka oleh Kepala Program Studi Vokasi Komunikasi UI Devie Rahmawati dan Amelita Lusia, serta dipandu oleh Mahasiswa Berprestasi Vokasi UI tahun 2014 Winda Dwiastuti.
Devie yang juga pengajar mata kulain Manajemen Event mengatakan, Emergency merupakan aktivitas yang sudah menjadi legenda di Program Vokasi sebagai kegiatan mahasiswa, yang menjadi bagian dari produk mata kuliah Manajemen Event.
"Pendidikan Vokasi menekankan pendidikan praktis sebesar 60%-70%. Situasi ini terefleksi dari arsitektur waktu, dimana kelas teori durasi 55 menit dan kelas praktik 4-6 jam per mata kuliah. Emergency adalah produk dari kelas teori,” ujar Devie.
Tahun ini, lanjut Devie, Emergency mengusung konsep yang berbeda, yaitu dengan membuka "diary" dari para "Avenger" atau pahlawan bencana di saat tanggap bencana, evakuasi, penyelamatan, rehabilitasi dan rekonstruksi di kawasan.
"Kisah seputar bencana sering didominasi oleh cerita dari para korban. Sering kali para pendamping, relawan, penyelamat, tidak memiliki ruang untuk dapat berbagi perjuangan mereka mendampingi korban,” ujar Devie yang juga kordinator peminatan humas.
Baca juga : Gelar Pelatihan, Santri Harus Berperan Tanggap Bencana
Dalam kesempatan tersebut Oka, dari Basarnas menjelaskan, Basarnas memang memiliki tanggung jawab untuk mengatasi kecelakaan hingga bencana yang berdampak pada manusia.
“Kami hadir untuk menjaga warga masyarakat tidak terbatas dalam situasi bencana. Mengingat sejarah lahirnya basarnas berada di bawah Kementerian Perhubungan. Dimana kecelakaaan di darat, laut dan udara, menjadi bagian utama tugas keseharian tim Basarnas,” ujar Oka.
Dengan 1.107 bencana yang telah terjadi dalam kurun waktu tiga bulan di tahun ini saja, lanjut Oka, membuat tugas Basarnas juga melingkupi masa tanggap bencana.
Beratnya tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh Basarnas, BNPB dan pemerintah, tentu saja tidak akan pernah cukup untuk mengatasi tantangan di lapangan.
“Di sinilah peran fotografer, yang mengabadikan berbagai peristiwa di lokasi bencana. Foto tidak hanya mapu menggugah, namun juga berperan mendorong masyarakat bergerak untuk membantu,” tambah Jerry, yang aktif keliling Indonesia untuk memberikan advokasi tentang foto dan kewirausahaan.
Baca juga : Polres Luwu Utara Gelar Simulasi Tanggap Darurat di Wilayah Zona Merah
Sedangkan Arifin Putra mengingatkan bahwa bencana yang perlu diwaspadai ke depannya, bukan hanya bencana alam seperti Gempa, Tsunami, namun bencana langkanya air bersih.
Untuk itu, Arifin, yang menjadi duta WWF, mengajak seluruh peserta untuk bergerak menjaga alam.
“Emergency UI 2019 menghadirkan diskusi talkshow, dengan tagline Here to Hear. Kegiatan ini menghadirkan pembicara yang kompeten dalam bidangnya, dengan kemasan sharing, agar mampu memberikan edukasi mengenai perilaku yang harus diambil ketika terjadi bencana alam, karena bencana alam adalah salah satu situasi yang sulit untuk diprediksi dan masyarakat harus memiliki pemahaman bagimana cara ketika menanggapi terjadinya bencana dan tergerak melakukan sesuatu sekecil apapun dalam penyelesaian masalah bencana alam di Indonesia," tutup Mawar Sakinah, Ketua Panitia Emergency 2019.. (RO/OL-8)
Meski didiagnosa tuna-rungu, Jassinta tergolong cerdas. Nyatanya meski tak bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB), ia tetap bisa mengikuti dan kerap memperoleh peringkat tiga besar.
SMK Mulan bentuk kontribusi Muwakif melalui Muhammadiyah dalam mendidik anak anak warga Nanggung dan Bogor menjadi SDM unggul di bidang vokasi.
Metode pendidikan dan pelatihan saat ini tentu berbeda dengan puluhan tahun lalu, yang mengedepankan teori dan pelatihan literasi kepada siswa.
Tujuan pembentukan komite ini untuk menyelaraskan desain penguatan sistem vokasi antarkementerian/lembaga.
Pihaknya pun sudah menyiapkan anggaran untuk menggelar vokasional training atau pelatihan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved