Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Kemenristekdikti Dorong Mahasiswa-Dosen Tanamkan Kewirausahaan

Syarief Oebaidillah
08/4/2019 20:20
Kemenristekdikti Dorong Mahasiswa-Dosen Tanamkan Kewirausahaan
Pelatihan Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) di Jakarta, Senin (8/4).(Ist)

GUNA mencetak sumber daya manusia unggul yang tengah digenjot pemerintah, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mendorong kalangan mahasiswa dan dosen menanamkan mindset berjiwa wirausaha atau entrepreneur.

"SDM kita khususnya mahasiswa dan dosen mesti ditanamkan jiwa wirausaha atau entrepreneur.

Maka penting mindset atau pola pikir kita berorientasi entrpreneur sehingga khususnya alumni perguruan tinggi ketika lulus tidak hanya mencari kerja namun mampu menciptakan lapangan kerja," kata Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Prof Dr Jumain Appe, pada peresmian pelatihan Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) di Jakarta, Senin (8/4).

Kegiatan yang digawangi Direktur Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Kemenristekdikti ini menghadirkan 132 CPPBT dari 70 Perguruan Tinggi dari Sabang hingga Merauke.

Pentingnya pola pikir kewirausahaan ini diharapkan mampu melahirkan mahasiswa yang menjadi pemula rintisan bisnis atau startup dari kampus.

Jumain mencontohkan sejumlah start up yang merintis dari awal hingga berhasil dan sukses menjadi unicorn seperti Gojek, Tokopedia, Bukalapak dan lain lain.

"Mereka awalnya dari startup kecil hingga menjadi besar. Maka saya ingin acara ini menjadi momentum kebangkitan dunia kampus tumbuh menjadi startup sehingga apa yang dirintis CPBBT ini berkelanjutan dan mandiri," cetusnya.

Dalam kesempatan itu, Jumain mengutarakan bahwa program startup yang dirintis masih belum maksimal. Menurutnya, program CPPBT yang telah dijalankan tiga tahun sejak 2016 itu masih sebatas insentif yakni para peneliti belum mampu memberi manfaat dan kontribusi ke masyarakat bahkan banyak CPPBT yang mati di tengah jalan atau di lembah kematian.

"Masih banyak inovator perguruan tinggi mati di tengah jalan ini kita sebut sebagai 'lembah kematian'.

Maka ke depannya, kita harus melakukan perubahan yang mengarahkan hasil penelitian menjadi produk yang memiliki nilai bisnis atau usaha," cetusnya.

Sebab itu, ia berharap mahasiswa maupun dosen harus melakukan penelitian yang berorientasi pada kebutuhan.

Pola pikir harus diubah menjadi inovasi yang mampu menyelesaikan persoalan di masyarakat dengan melibatkan sumber daya alam sendiri maupun sumber daya alam dari luar.

 

Baca juga: Kopi Abah Gelar Pelatihan Barista Gratis bagi Anak Muda

 

Namun, Jumain juga memaklumi bahwa keahlian kalangan mahasiswa dan dosen yang dipunyai memang belum tentu semuanya mengarahkan mereka memiliki jiwa entrepreneur.

Dalam kesempatan sama, Direktur Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Retno Sumekar, menyatakan hal senada. Selama empat tahun terakhir, terdapat 558 CPPBT dari perguruan tinggi atau CPPBT-PT, yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia.

Namun, dari total 558 CPPBT tersebut yang naik kelas menjadi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) hanya 59 CPPBT atau 10,57% saja.

Sehingga dengan rendahnya calon startup perguruan tinggi itu menjadi PPBT pada tahun ini Kemenristekdikti menggelar kegiatan pelatihan atau CPPBT Boot Camp 2019, yang bertujuan mengembangkan kemampuan calon startup untuk dapat naik kelas ke tahap lanjut.

Dia mengutarakan, dari 130 proposal terpilih, mahasiswa dan dosen terbanyak meneliti di bidang pangan, informasi teknologi, kesehatan, energi transportasi dan material sumber daya alam.

Kegiatan Boot Camp 2019 ini meliputi workshop, seminar, dan inspirational talk dari para calon startup yang sudah naik kelas ke dalam PPBT tersebut serta para entrepreneur sukses lainnya.

"Pelatihan ini, kami berikan agar investor bisa mengubah pola pikir tidak hanya melihat hasil riset atau penelitian mereka namun dari hilir untuk dapat dikomersialkan," pungkasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya