Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

BMKG Sebut Sejumlah Wilayah Berpotensi Gelombang Hingga 6 Meter

Indriyani Astuti
21/3/2019 12:00
BMKG Sebut Sejumlah Wilayah Berpotensi Gelombang Hingga 6 Meter
(Wikipedia)

BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi kisaran 4-6 meter yang diperkirakan akan terjadi di Samudera Hindia selatan Bali hingga NTT dalam kurun waktu empat hari mendatang sejak 21-24 Maret.

Catatan hasil pantauan tim BMKG menunjukkan gelombang tinggi terjadi karena adanya Siklon tropis Veronica di Samudra Hindia selatan NTB dan Siklon Tropis Trevor di Teluk Carpentaria.

Faktor pendukung lainnya ialah kecepatan angin yang terpantau terjadi di perairan Selatan Jawa Timur hingga Sumba, Perairan Selatan Kupang – P. Rote, Laut Sawu, Laut Timor selatan NTT, Samudera Hindia selatan Jawa Timur hingga NTT, Laut Jawa, Laut Banda bagian selatan, Perairan Kep. Letti hingga Tanimbar, Laut Arafuru, Laut Sulawesi bagian timur, dan Perairan Kep. Sangihe - Talaud.

"Beberapa wilayah Indonesia lainnya juga rawan akan terjangan gelombang tinggi kisaran 2,5 hingga 4 meter," ujar Kepala Sub Bagian Hubungan Pers dan Media BMKG Akhmad Taufan Maulana melalui siaran pers, Kamis (21/3).

Wilayah tersebut, ujar Akhmad, Samudera Hindia barat yakni Lampung, Perairan Selatan Kupang - P. Rote, Selat Sunda bagian selatan, Laut Sawu, Perairan Selatan Jawa hingga Sumba, Laut Timor selatan NTT, Selat Bali - Lombok - Alas bagian selatan, Samudera Hindia selatan Jawa, Selat Sumba bagian barat, serta Laut Arafuru bagina timur.

Baca juga: Hujan Tiga Hari, BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi di Sumbar

Sementara itu, sejumlah wilayah Indonesia juga masih berpotensi terserang gelombang tinggi meskipun lebih rendah yaitu 1,25 hingga 2,5 meter. Wilayah tersebut di antaranya Perairan Utara Sabang, Perairan Sabang - Banda Aceh, Perairan Barat Aceh, Perairan Barat Kep. Simeulue hingga Mentawai, Perairan Enggano - Bengkulu, Perairan Barat Lampung, Samudera Hindia barat Aceh hingga Bengkulu, Selat Sape - Lamakera - Alor bagian selatan, Selat Ombai, Laut Jawa, Perairan Utara Jawa Timur, Laut Banda bagian selatan, Perairan Kep. Letti hingga Tanimbar, Perairan Kep. Kei – Aru, Laut Arafuru bagian barat hingga tengah, Perairan Amamapere, Perairan Barat Yos Sudarso, Laut Sulawesi, Perairan Timur Bitung, Perairan Selatan Sulawesi Utara, Perairan Kep. Sangihe - Kep. Talaud, Laut Maluku, Perairan Kep. Halmahera, Laut Halmahera, Perairan Utara Papua Barat hingga Papua, Teluk Cendrawasih bagian barat, dan terakhir Samudera Pasifik utara Halmahera hingga Papua.

"Nelayan diimbau untuk berhati-hati dan memperhatikan risiko keselamatan pelayaran," imbuhnya.

Beberapa moda transportasi yang rawan jika terjadi gelombang tinggi di antaranya perahu nelayan dengan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m, kapal tongkang dengan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m, kapal ferry dengan kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m, serta kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar dengan kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4,0 m.

"BMKG juga mengimbau masyarakat yang berdomisili dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi serta wilayah pelayaran padat agar selalu waspada. Jika terjadi gelombang tinggi, segera berlari menjauh ke tempat yang lebih tinggi dan aman," tutupnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya