Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Sejuta Manfaat dari Tanaman Bakau

Haufan Hasyim Salengke
21/3/2019 09:50
Sejuta Manfaat dari Tanaman Bakau
(ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

Satwa-satwa liar besar sering ke hutan bakau ketika kondisi hutan bakau tumbuh rimbun dan rindang.

JANGAN pandang remeh tanaman bakau (mangrove) yang berdiri di tepian pantai. Keberadaan hutan mangrove punya sejuta manfaat bagi kita dan lingkungan sekitar.

Selain berfungsi menjadi penghalang dan pencegah abrasi, hutan mangrove juga benteng pengaman dari ancaman bencana gelombang pasang (tsunami) dan pendukung kehidupan biota laut serta tetumbuhan.

Pada kawasan pantai sekitar hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) di Lampung Timur, Provinsi Lampung, gerakan penanaman bakau diharapkan mendukung pelestarian hutan dan perlindungan satwa liar langka yang masih terjaga dalam kawasan hutan hujan tropis di Sumatra. Sekumpulan tanaman bakau yang tumbuh yang disebut sebagai hutan mangrove umumnya berkembang di lumpur pasir di kawasan pantai.

Tanaman bakau berfungsi utama sebagai pencegah abrasi dan erosi (pengikisan tanah) kawasan pantai. Hutan bakau juga menjadi tempat hidup biota laut dan satwa-satwa penjaga ekosistem di pantai itu.

Hutan bakau bermanfaat pula bagi manusia sebagai tempat penghalang gempuran ombak tsunami, setidaknya mengurangi dampak kerusakan yang ditimbulkannya karena terhalang pohon bakau yang rimbun dan menghijau. Upaya menghijaukan kembali kawasan pantai yang gundul sejatinya banyak dilakukan berbagai pihak dengan gerakan menanam bibit mangrove. Tujuannya memperbaiki lahan dan wilayah kawasan pesisir yang rusak agar hijau dan menghutan kembali.

Baca Juga: Antisipasi Bencana di Teluk Palu dengan Gerakan Tanam Bakau

Di Kabupaten Lampung Timur, gerakan menanam bibit mangrove beberapa kali telah dilakukan. Gerakan tersebut dikemas dalam bentuk kegiatan festival tanam mangrove.

Dua festival tanam mangrove sebelumnya digelar di Desa Labuhan Ratu, Kecamatan Pasir Sakti, pada 2017 dan 2018. Yang teranyar, 26 Februari 2019, festival mangrove diselenggarakan di objek wisata Pandan Alas, Desa Sriminosari, Kecamatan Labuhan Maringgai. Sedikitnya 2.000 batang bibit mangrove ditanam di kawasan pantai Desa Sriminosari.

Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim mengakui kondisi lahan pantai wilayah kabupaten yang dipimpinnya masih kritis. Luas keseluruhan lahan tersebut sekitar 450 hektare dan baru 150 hektare yang sudah ditanami mangrove. Artinya, masih ada sekitar 300 hektare yang harus ditanami bibit bakau lagi.

"Rehabilitasi lahan kritis di kawasan pantai Lampung Timur tersebut merupakan pekerjaan rumah bersama," ujarnya di Lampung Timur, baru-baru ini. Dia mengingatkan kembali manfaat hutan mangrove untuk mencegah abrasi dan penangkis alami dari ancaman bencana tsunami. Karena itu, dia mengajak untuk menjaga wilayah kabupaten yang elok ini menjadi lebih asri, lestari, dan aman dari bencana.

Antusias menanam

Pada Sabtu (16/3) pagi, Balai Pengembangan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Way Seputih-Way Sekampung Lampung bersama Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Lampung Timur, lembaga swadaya masyarakat mitra TNWK, polisi hutan (polhut), aparat TNI, Polri, warga, serta pelajar di Lampung Timur menanam sebanyak 12 ribu bibit pohon bakau (mangrove) jenis Rhizophora. Penanaman bibit bakau itu dilaksanakan di kawasan pantai areal hutan TNWK di Kabupaten Lampung Timur, tepatnya di Desa Sukorahayu, Kecamatan Labuhan Maringgai.

Kegiatan itu dilanjutkan pada Minggu (17/3) selama seharian. Kepala BPDAS Way Seputih-Way Sekampung Lampung, Idi Bantara, mengatakan semangat yang diusung pada kegiatan itu, yakni menjaga lingkungan dan alam sekitar kita dengan mengembalikan kondisi lingkungan yang rusak dengan cara penghijauan. Sebanyak 300 pelajar terdiri atas siswa SMP dan SMA sederajat ditambah komunitas pencinta alam serta warga melanjutkan penanaman bibit pohon mangrove.

Palupi Nur Widiarno selaku Penyuluh Kehutanan TNWK mengatakan pelibatan pelajar itu dalam rangka memberikan kesadaran tentang lingkungan dan konservasi. Para siswa pun terlihat antusias ketika menanam pohon mangrove di tanah pasir yang berlumpur itu.

Salah satu siswa Madrasah Aliah Miftahul Huda, Bumi Agung, Sukadana, Lampung Timur, Dana Witara, menyatakan setelah ikut menanam mangrove, dia menyadari bahwa penghijauan lahan kritis memberi mafaat bagi biota laut, seperti kepiting dan udang. Dia mengakui masih banyak warga yang tidak sadar arti penting penghijauan di kawasan pantai setempat.

Sumari, warga setempat, juga berharap agar kegiatan menanam mangrove terus dikerjakan secara berkesinambungan karena masih banyak lahan kosong dan gundul serta kritis di kawasan pantai desanya yang belum ditanami mangrove.

Sekretaris Camat Labuhan Maringgai, Agustinus Tri Handoko, mengimbuhkan semakin banyak pohon mangrove ditanam dan hidup berkembang akan memberikan dampak positif bagi warganya, salah satunya di sektor pariwisata. Pasalnya, sudah ada beberapa objek wisata di tempatnya yang dibuat warga dengan memanfaatkan hutan mangrove yang tumbuh dan berkembang di wilayah itu.

Konservasi Kepala Balai TNWK Subakir menyebutkan sepanjang 75 kilometer lahan kawasan pantai yang ditanganinya kini masih dalam kondisi gundul dan kritis. Hutan Way Kambas memiliki lima satwa kunci spesies langka di dunia yang harus terus dilestarikan, yaitu badak, harimau, gajah, tapir, dan beruang.

Satwa-satwa liar besar tersebut sering ke hutan bakau ketika kondisi hutan bakau tumbuh rimbun dan rindang. "Keberadaan hutan bakau ini sangat bagus untuk kelestarian ekosistem sekitarnya, terutama mendukung bagi penghidupan satwa-satwa liar besar itu. Kalau kondisi pantainya tertutup hutan bakau, satwa liar akan datang untuk mencari makan dan minum. Tapi kalau lahan pantainya terbuka, gundul, dan kritis tanpa hutan mangrove, satwa liar langka dan dilindungi di dunia itu tidak akan mau ke pantai," paparnya. (Ant/S-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya