Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Usaha melakukan moderasi kehidupan beragama dinilai perlu bertransformasi. Menyebarkan moderasi, khususnya terkait dengan agama Islam, sebaiknya tidak sekadar melalui ruang dakwah konvensional seperti masjid dan komunitas, tapi juga perlu masuk ke ruang digital. Dengan demikian, moderasi bisa menjangkau masyarakat lebih luas khususnya generasi muda.
Hal itu disampaikan Guru Besar Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Oman Fathurrahman, dalam diskusi bertajuk Membangun Peradaban Islam dari Masjid di Era 4.0 yang digelar Masjid Nursiah Daud Paloh di kompleks Media Group, Jakarta, Rabu (27/2).
Menurut Oman, ciri kehidupan sosial di era Revolusi Industri 4.0 yang serbadigital perlu dipahami para pemuka agama dan pendakwah. Cara masyarakat mencari sumber ilmu keagamaan kini telah bergeser seiring dengan kemajuan pesat teknologi. Dunia digital kini digunakan sebagai wahana berdakwah.
"Peran masjid tetap penting karena masjid merupakan rumah menegakkan hal-hal baik, amar maruf nahi munkar. Namun, kita agak gagap untuk bisa beradaptasi menyediakan asupan keagamaan di era digital ini," ungkap Omar.
Baca juga: Ruang Moderasi Beragama
Ia menyatakan ruang digital saat ini menjadi arena kontestasi. Sayangnya, ruang itu kini leboh condong didominasi nilai keagamaan yang menjurus kepada eksklusivitas.
Menurutnya, para pegiat masjid yang peduli dengan cara beragama yang inklusif dan toleran perlu terjun merebut ruang digital. Terlebih, di tahun politik ini sentimen keagamaan kerap dimanfaatkan untuk menebar kebencian sesama anak bangsa.
"Ruang medsos dan ruang publik digital lainnya itu harus kita isi karena itu merupakan ruang kontestasi. Bagaimana kita agar membuat ruang keagamaan yang mengedepankan adab atau civilized," tegasnya.
Ia menyarankan sejumlah penyesuaian perlu dilakukan masjid dalam menyebarkan moderasi beragama. Isi dakwah sebaiknya juga disebarkan melalui kanal-kanal digital baik itu media sosial maupun website. Konten digital itu perlu dikemas secara atraktif guna menjaring audiens muda. (Dhk/H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved