Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
UNIVERSITAS Sebelas Maret (UNS) bersama warga Desa Sekarjati, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mengembangkan produk pangan olahan berupa nuget dan nasi jagung instan.
Pemberdayaan potensi sumber daya alam itu diprakarsai mahasiswa peserta kuliah kerja nyata (KKN) tematik integratif selama hampir satu setengah bulan terakhir.
Hasil dari kerja keras itu diresmikan Rektor UNS Ravik Karsidi dan disaksikan Kepala Desa Sekarjati Sugeng Purnomo dan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Sulistyo Saputro, Selasa (26/2).
"Keterampilan baru yang diajarkan para mahasiswa ini diharapkan bisa membangkitkan sekaligus membuka peluang wirausaha warga desa kami," kata Sugeng Purnomo.
Ketersediaan bahan baku jagung di Desa Sekarjati cukup melimpah. Sayangnya, selama ini, pengolahannya belum maksimal. Kalau pun ada, hanya sebatas untuk konsumsi pribadi.
Sugeng memiliki impian nuget dan nasi jagung instan produksi Desa Sekarjati itu nantinya bisa dipasarkan secara luas.
Baca juga: KLHK Resmikan Pusat Riset Gambut Internasional di Bogor
Dia mengaku telah berkoordinasi dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk membantu memasarkannya ke minimarket dan secara daring.
"Cuma saat ini daya tahan produk baru sekitar dua pekan. Kami berharap ada penelitian lanjutan dari para ahli di UNS agar daya tahannya bisa lebih lama lagi," ujarnya.
Selain jagung, potensi lokal lain yang diharapkan bisa dibantu pengembangannya kedepan ialah peternakan. Hal itu sekaligus untuk memanfaatkan limbah jagung yang selama ini hanya dibakar begitu saja.
"Alhamdulillah dibakar bisa mengusir nyamuk, tapi tidak ada nilai tambahnya," seloroh Sugeng dengan nada bercanda.
Pengembangan pangan berbahan dasar jagung itu sejalan dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten Ngawi. Di samping beberapa potensi lainnya, salah satunya limbah kayu jati.
"Ini akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan perekonomian masyarakat," kata Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Ngawi, Mas'ud.
Oleh karena itu, Mas'ud berharap kerja sama antara UNS dengan Pemerintah Kabupaten Ngawi melalui KKN tematik integratif bisa berlanjut. Dia menilai kegiatan itu menjadi sarana transformasi pengetahuan yang sangat efektif.
Wakil Rektor Bidang Akademik UNS Sutarno menyambut hangat permintaan tersebut. Dia menegaskan, kegiatan KKN yang dilakukan mahasiswa UNS bersifat berkelanjutan, supaya hasilnya maksimal dan memberikan manfaat nyata kepada masyarakat yang menjadi lokasi kegiatan.
"Silahkan sampaikan apa-apa yang masih diperlukan, kami akan berupaya sebisa mungkin untuk membantu," kata Sutarno. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved