Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
PEMERINTAH Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui kemitraan dengan pemerintah Jerman meluncurkan buku hasil kerja sama program pelestarian hutan Forest and Climate Change Financial Cooperation (Forclime FC). Program kerja sama bilateral antara kedua negara tersebut dalam kerangka pengurangan emisi gas rumah kaca, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengelolaan hutan lestari.
"Buku ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dan pembelajaran bagi program lain yang sedang atau akan dilakukan proyek terkait pengelolaan hutan atau sumberdaya alam lainnya," kata Kepala Biro Perencanaan KLHK Ayu Dewi Utari, dalam peluncuran buku di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Selasa (19/2).
Program Forclime FC mulai dilakukan di tiga kabupaten di Kalimantan yakni Kapuas Hulu, Malinau, dan Berau sejak 2010. Di Kapuas Hulu proyek dijalankan melalui pelatihan masyarakat untuk pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yakni bambu. Di Malinau, kegiatan yang dilakukan ialah konservasi hutan. Adapun di Kabupaten Berau dilakukan pengelolaan ekosistem mangrove di Sungai Berau.
Baca juga: RI Segera Terima Dana Pengurangan Emisi dari Norwegia
Hingga saat ini kegiatan pengelolaan hutan lestari yang dilakukan telah mencapai penurunan emisi sejalan dengan target program yakni sebesar 300 ribu-400 ribu ton CO2e. Hingga 2018, terjadi penurunan emisi 286.098,69 ton CO2e.
Ayu memaparkan salah satu strategi pengurangan emisi dari hutan dan lahan (REDD+) melalui kerja sama kedua negara dilakukan antara lain meliputi perencanaan pelestarian hutan, dukungan bagi reformasi administrasi kehutanan seperti pembentukan unit-unit pengelolaan hutan dan sistem pengawasan. (OL-7)
Mencairnya gletser memuci letusan gunung api yang lebih sering dan eksplosof, yang memperparah krisis iklim.
Penelitian terbaru mengungkap hilangnya hutan tropis menyebabkan pemanasan global berkepanjangan setelah peristiwa Great Dying 252 juta tahun lalu.
Pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca meningkat, anggaran karbon Bumi diperkirakan akan habis dalam waktu 3 tahun ke depan.
Meski dunia menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat celcius, pencairan lapisan es di dunia tetap melaju tak terkendali.
Peningkatan suhu juga sangat dipengaruhi oleh emisi gas rumah kaca (GRK), seperti karbon dioksida yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
Penyebab Pemanasan Global: Faktor & Dampak Buruknya. Pemanasan global mengkhawatirkan? Pelajari penyebab utama, faktor pendorong, dan dampak buruknya bagi bumi. Temukan solusinya di sini!
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved