Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
PERUT mual dan badan pegal-pegal menjadi dua alasan Anda masuk angin. Biasanya cara paling tepat adalah dengan dipijat, diurut, atau dikerik. Mungkin kalimat itu santer terlintas di benak Anda.
Nyatanya, istilah masuk angin tidak ada dalam dunia medis. Baik ilmu kedokteran maupun dalam kamus kedokteran. Dr. dr. Jo Edy Siswanto Sp.A (K) pun memberikan pernyataan yang jarang Anda dengar selama ini.
"Itu (masuk angin) mungkin kalau dimasukkan ke gejala medis menurut saya merupakan suatu gejala prodromal. Di mana kuman atau bakteri atau benda-benda asing itu masuk ke tubuh yang mengganggu fungsi tubuh pada tahap awal," ujar Dr. Jo kepada Medcom.id.
Tubuh secara refleks memberikan reaksi semacam masa inkubasi. Ada sesuatu yang masuk dan mengganggu fungsi tubuh, sehingga tubuh mengeluarkan gejala awal mula sakit.
Tubuh memang terasa seperti membaik ketika dipijat. Mungkin Anda berpikir bahwa semakin kencang dipijat, bahkan dikerik hingga memerah, sakit terasa sembuh. Namun, menurut Dr. Jo, kondisi yang biasanya disebut masuk angin itu tidak dapat disembuhkan dengan dipijat.
"Ada 1-2 ahli yang menyampaikan bahwa kerokan itu membantu. Tapi di lain pihak ada juga yang mengatakan bahwa itu tidak ada gunanya, karena hanya melebarkan pembuluh darah yang ada di kulit," tuturnya.
Setelah dipijat atau dikerik, tubuh terasa menjadi lebih enak, lebih enteng, dan lebih rileks. Pernyataan tersebut merupakan sugesti, tapi tidak sepenuhnya salah. Ya, ada pengaruh antara dipijat dengan tubuh terasa enak.
"Kerokan itu suatu pijakan dengan benda yang lebih keras dan jika orang dipijat relatif lebih rileks. Kedua, diberikan obat gosok atau minyak hangat yang membuat tubuh menjadi nyaman," paparnya. (Medcom/OL-9)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved