Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
POLA pembelajaran di sekolah dasar Indonesia sudah saatnya menerapkan pola pembelajaran kreatif.
Kreatifitas tersebut menurut Kepala Seksi Peserta Didik dan Pengembangan Karakter Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Ida Nurbani akan mampu menyiapkan peserta didik jadi lebih kreatif, inovatif, dan berpikir kritis.
Bertekad untuk mewujudkan pembelajaran berpola kreatif itu, Bricks 4 Kidz pun berkomitmen untuk menghadirkan pola pembelajaran kreatif ke peserta didik.
Direktur Utama Bricks 4 Kidz, Halima Marzoeki menjelaskan bahwa sistem pendidikan kreatif Bricks 4 Kidz dikembangkan Michelle Cote dari Amerika Serikat tahun 2008.
“Sistem ini awalnya menjadi pelajaran ekstra kurikuler, dan dinilai berhasil mendorong anak-anak usia sekolah dasar berpikir lebih kreatif, cerdas, dan analitis. Saat ini, Bricks 4 Kidz telah berkembang pesat di lebih dari 15.000 pusat pendidikan di dunia,” katanya. saat membuka seminara dan workshop Bricks 4 Kidz di Hotel Grand Mercure, Jakarta, Kamis (14/2).
Seminar dan workshop mengenai sistem dan pola pembelajaran kreatif itu diikuti oleh para kepala sekolah dan guru-guru sekolah dasar swasta di Jakarta.
Baca juga : Pendaftaran SNMPTN Diperpanjang Hingga 16 Februari 2019
Ida menambahkan, sistem pendidikan Bricks 4 Kidz tepat diterapkan di sekolah-sekolah dasar, bahkan taman kanak-kanak, sehingga sejak usia dini, anak-anak diajak dan didorong untuk belajar dan memahami ilmu pengetahuan, rekayasa teknologi, ilmu pengetahuan alam, matematika, serta Bahasa Inggris.
Kepala Divisi Pemasaran Bricks 4 Kidz, Judita Prahesti menjelaskan, pola pembelajaran Bricks 4 Kidz terbukti mampu mendorong anak-anak untuk berkreatifitas. Melalui pola pendidikan berbasis STEM, yaitu ilmu pengetahuan (Science), Technology, Engineering, dan Matematika, anak-anak didorong untuk berpikir kritis dan kreatif.
Bricks 4 Kidz menggunakan media dan alat Lego dalam membentuk sesuatu. Para instruktur yang mendampingi akan menjelaskan definisi dan teori-teori dasar dari sesuatu yang akan dibentuk siswa.
“Pada tahap selanjutnya, setiap anak akan terus berimajinasi dan berpikir untuk membangun bentuk-bentuk yang baru. Ia terdorong untuk bersikap kreatif dan berinovasi. Selain terjadi pergerakan motorik halus, anak-anak juga semakin terbiasa untuk lebih focus dan bersungguh-sungguh,” kata Judita.
Guru Besar Ilmu Teknologi Pembelajaran UNJ Prof Mohamad Syarif Sumantri dalam pemaparannya menekankan pentingnya para kepala sekolah dan guru untuk memiliki sikap kreatif, sehingga mampu mendidik murid-muridnya lebih kreatif.
Ia menawarkan model aktifitas pembelajaran bermakna melalui ‘konsep 4C, yaitu mendorong anak didik untuk berpikir kritis (Critical thinking), komunikatif (Communications), kolaborasi (Collaboration), serta kreatif dan inovatif (Creative and Innovative).
Ia memuji sistem pembelajaran dan permainan melalui konsep Bricks 4 Kidz yang dapat mendorong anak-anak usia sekolah dasar untuk mulai berpikir kritis, kreatif, inovatif, mandiri, sekaligus bertanggung jawab dan menghargai pendapat orang lain.
Pembicara lain,Prof Iwan Hanafi mengingatkan para orangtua dan guru untuk sejak dini menyiapkan pola pembelajaran kreatif dan inovatif bagi anak sekolah dasar, sehingga di masa datang anak-anak itu siap untuk menghadapi perubahan dunia yang sangat cepat.
“Anak-anak harus dididik lebih berani, berekspresi, dan terbuka pikirannya. Konsep Bricks 4 Kidz yang memadukan ilmu pengetahuan, teknologi, rekayasa, dan ilmu matematika, menjadi pilihan tepat dalam menyiapkan anak-anak untuk sukses di masa depan,” katanya. (RO/OL-8)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved