Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Saatnya Bekerja untuk Kopi Indonesia

Tosiani
25/1/2019 09:00

DIDASARI kecintaan akan kopi, dua tahun lalu sejumlah orang menggagas terbentuknya Koperasi Komunitas Kopi Indonesia (Kokopi). Mereka bekerja tanpa dibayar demi untuk berkembangnya kopi Indonesia.

Rini Nur Khasanah, Business Manager Kokopi, bercerita bahwa ide awal mendirikan koperasi kopi muncul dari 10 orang. Mereka lantas mengajak puluhan pegiat dan pecinta kopi lainnya untuk mendukung ide tersebut. Lalu terbentuklah Kokopi dengan jumlah anggota di awal sebanyak 96 orang.

Kokopi, menurut Rini, telah memiliki badan hukum. Seperti struktur organisasi umum lainnya, mereka punya ketua, sekjen, dan bendahara. Mereka berada di bawah naungan Kementerian Koperasi (Kemenkop).

"Tagline kami dari awal adalah saatnya kerja untuk kopi Indonesia. Kita membantu berkembangnya industri kopi dari hulu ke hilir," ujar Rini di sela Festival Kopi Nusantara yang digelar dalam rangka hari ulang tahun ke-49 Media Indonesia di Jakarta, kemarin.

Saat ini, menurut Rini, Kokopi terkendala dana untuk merealisasikan berbagai program kerja mereka. Karena itu, mereka menyelenggarakan berbagai event melalui unit usaha Kopi United. Salah satu caranya antara lain merancang festival kopi dan merangkul sejumlah perusahaan guna memanfaatkan dana CSR.

"Kami butuh dana untuk datang ke hulu guna memberikan pendidikan kepada para petani bagaimana merawat tanaman tersebut," kata Rini.

Menurut perempuan yang telah bekerja di Manulife selama 21 tahun tersebut, saat ini yang ingin dicapai Kokopi ialah pengembangan usaha kopi dari hulu hingga hilir.

"Kami juga memberikan pelatihan pada barista, orang yang ingin mengenal bagaimana sih cara meracik kopi dengan baik. Pelatihan juga mulai diadakan di kedai-kedai milik anggota Kokopi," katanya.

Kokopi juga mengadakan pelatihan buka kedai kopi untuk para barista muda.

Di setiap kali sesi pelatihan, kata Rini, sedikitnya ada 10 peserta yang ikut. Karena pelatihan terbuka untuk umum, harus dikenai biaya, antara lain untuk pengganti kopi dan penggunaan mesin kopi.

"Nanti mereka dapat sertifikat. Dengan sertifikat itu mereka bisa mencari pekerjaan di kedai anggota atau di mana pun," ujar Rini. (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya