Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DI era revolusi teknologi 4.0 saat ini, peran pedagogis guru tetap vital dalam pendidikan. Peran guru dalam proses belajar mengajar tidak bisa tergantikan oleh mesin.
Namun, guru wajib beradaptasi dalam ekosistem baru ini dan mendefinisikan ulang perannya.
Hal itu disampaikan pakar teknologi Richardus Eko Indrajit dalam seminar nasional Meneropong Peran Guru dan Dosen serta Karakteristik Satuan Pendidikan di Masa Depan, di Gedung Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Jakarta, Kamis (23/1).
"Teknologi tidak akan bisa menggantikan guru, tapi guru yang tidak menggunakan teknologi akan tergantikan. Karena itu, guru harus senantiasa belajar sepanjang hayatnya karena jika seorang guru berhenti belajar, dia sejatinya sudah berhenti menjadi guru," tegasnya.
Menurutnya, guru masa kini perlu mendefinisikan ulang perannya antara lain dengan menjadi motivator dan katalisator pengetahuan. Guru harus memberikan motivasi, empati, dan mengeluarkan potensi terbaik peserta didik. Hal Itu, ucapnya, tidak bisa dilakukan mesin.
Baca juga: Guru dan Masa Depan Siswa
Hemat dia, guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber pengetahuan. Anak kini bisa mendapat berbagai pengetahuan yang tersebar di dunia maya melalui teknologi digital.
"Perubahan kemajuan teknologi yang berpengaruh ke pendidikan tidak bisa dihindari. Cara anak belajar makin efisien karena sumber belajar kian luas dan terjangkau melalui teknologi digital."
Sebab itu, guru harus mampu beradaptasi dalam revolusi teknologi saat ini. Para pengajar perlu makin inovatif dan kreatif dalam membuat desain pembelajaran yang lebih efektif.
Misalnya, merangsang nalar siswa untuk lebih kritis dalam menghadapi pelajaran. Itu bisa dilakukan dengan membuat materi dan soal pelajaran yang informasinya tidak bisa didapat di internet.
"Buat soal yang sulit, jangan buat soal yang jawabannya mudah dicari di internet. Misalnya, minta anak-anak pilih lima pahlawan nasional lalu tanyakan ke mereka mana dari pahlawan itu yang paling merepotkan Belanda," ujarnya memberikan contoh.
Ketua Umum PGRI Unifah Rasidi sepakat peran guru di era revolusi teknologi perlu ditingkatkan. Membangun kesiapan guru dibutuhkan pertama-tama dengan membangun pola pikir baru yang sesuai untuk beradaptasi.
"Tantangannya sekarang bagaimana guru memaknai dan mengkontekstualisasikan perannya agar tidak tertinggal," ucapnya.
PGRI, kata Unifah, saat ini sudah berupaya membangun perubahan paradigma tersebut dengan membuat focal point di berbagai cabang PGRI daerah. Itu dilakukan dengan membuat pusat pembelajaran pintar (smart learning center).
"Yang jelas guru harus disiapkan. Di daerah-daerah guru-guru muda kita latih dan mengajarkan desain pembelajaran kekinian memanfaatkan internet," ujarnya. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved