Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
JUMLAH penumpang angkutan penyeberangan di Pelabuhan Merak-Bakaheuni menurun drastis pascabencana tsunami yang menghantam daratan di sekitar Selat Sunda.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub), pada 21 Desember 2018, tercatat ada 51.384 penumpang yang menggunakan moda transportasi penyeberangan dari Pelabuhan Merak, Banten. Bahkan, angkanya melonjak sehari kemudian, menjadi 66.897 penumpang.
Baca juga: 3,8 Juta Masyarakat Pesisir Rawan Terdampak Tsunami
Namun, pascatsunami, pada 23 Desember 2018, jumlah penumpang menurun drastis menyisakan 36.585 orang. Angkanya terus menurun menjadi 31.241 sehari setelahnya.
Direktur Jender Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengaku tidak terkejut dengan data tersebut. Masyarakat, ucapnya, masih merasa khawatir dengan kondisi perairan di Selat Sunda. "Di Merak, banyak masyarakat yang enggan menyeberang karena ombak. Mereka masih bertanya-tanya bagaimana kondisi penyeberangan," ujar Budi di kantornya, Jakarta, Rabu (26/12).
Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, tsunami melanda pantai di sekitar Selat Sunda, Sabtu (22/12) malam. Tsunami tersebut diduga dipicu longsoran bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau.
Berdasarkan data hingga Rabu (26/12) pukul 13.00 WIB, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jumlah korban meninggal menjadi 430 orang.
"Update H+4, pada hari ini, Rabu 26 Desember 2018, tercatat total 430 korban meninggal," ujar Sutopo saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (26/12/2018).
Korban meninggal paling banyak tercatat di Kabupaten Pandeglang yaitu 290 korban. Kemudian, di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, tercatat 113 korban jiwa. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved