Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Mengenal Osteoarthritis dan Pengobatannya

Fetry Wuryasti
31/8/2015 00:00
Mengenal Osteoarthritis dan Pengobatannya
()
PADA usai lanjut, keluhan nyeri pada sendi sering dianggap sebagai osteoporosis. Padahal, semakin bertambahnya usia, bantalan tulang sendi secara perlahan akan semakin menipis. Ini yang menimbulkan rasa nyeri karena ada kerusakan pada tulang rawan sendi atau osteoarthritis.

Dokter spesialis ortopaedi dan traumatologi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung M Rizal Chaidir menjelaskan osteoarthritis atau adalah keadaan atau proses degeneratif yang menyerang sendi hingga terasa sangat nyeri dan kaku akibat keausan dan bergeseknya ujung-ujung tulang penyusun sendi. Penyebab osteoarthritis yakni berkurangnya kekentalan dan elastisitas pelumas asam hialuronat yang berada di antara sendi tulang.

"Di masyarakat, orang lebih mengenalnya dengan dengan osteoporosis padahal ini berbeda sekali. Osteoporosis tidak menimbulkan rasa nyeri. Rasa nyeri baru terasa bila ada tulang yang patah," ujarnya dalam acara Combi Health Forum di Jakarta, Sabtu (29/8).

Ini salah satu yang membuat masyarakat belum sadar akan penyakit osteoarthritis. Pemahaman osteoarthritis di Indoenesia masih rendah karena susah membedakannya dengan osteoporosis. Pemerintah pun belum memberi perhatian pada penyakit ini, sebab prioritas masih ada pada masalah gizi, serta angka kematian ibu dan anak.

Disampaikan dokter Rizal, osteoarthritis bisa menyerang seluruh bagian tubuh terutama bagian lutut, dan pinggul. Jari tangan, bahu, dan pergelangan kaki juga dapat terserang. Osteoarthritis dapat ditandai beberapa gejala seperti rasa sakit setelah bergerak berlebihan, kaku, dan bengkak pada sendi, sampai kehilangan fleksibilitas. Mereka yang berisiko terkena osteoarthritis, antara lain penderita obesitas, rheumatoid, dan atlet.

Pada beberapa penelitian, lanjut dokter Rizal, dikatakan 70% populasi manusia di atas 60 tahun terkena terkena osteoarthritis. Faktor pemicu osteoarthritis terutama adalah usia. Ini tidak bisa dihindari karena semakin bertambah usia, bantalan tulang sendi akan semakin menipis. Kekentalan dan elastisitas cairan synovial, yaitu asam hialuronat yang berfungsi sebagai pelumas juga semakin berkurang. Akibatnya ujung antar sendi bertemu dan menimbulkan rasa nyeri.

Orang muda pun bisa terserang, hanya saja biasanya disebut osteoarthritis sekunder karena mengikuti keadaan yang lain misalnya obesitas, genetik, bekas kecelakaan, atau cedera yang membuat trauma pada sendi.

"Osteoarthritis pada orang muda biasanya disebabkan oleh kegemukan dan kebiasaan memakai sepatu berhak tinggi. Pada orang-orang yang memiliki tubuh gemuk, tulang rawan sendi di lututnya akan dipaksa menahan beban tubuh yang terlalu berat. Sedangkan pada gaya hidup dengan high heels, lutut biasanya akan bergetar atau goyang akibat posisi tubuh yang tidak stabil. Lama-kelamaan bisa terjadi kerusakan pada tulang rawan sendi yang menimbulkan rasa nyeri,"

Selain itu faktor hormonal karena adanya perubahan hormon menjelang usia menopause juga memicu terjadinya osteoarthritis karena hormon esterogen dan progesteron yang mengatur metabilosme cairan pada sel akan menurun seiring bertambahnya usia. "Ketika esterogen turun, menyebabkan kolagen kering. Akibatnya kandungan cairan ke sendi juga mengering. Ini alasannya osteoarthritis lebih banyak menyerang perempuan daripada lelaki."

Sementara itu pakar Osteoarthritis dari Italia, dokter spesialis bedah ortopedik Lorenzo Castellani menyampaikan beberapa penelitian menyebutkan obat-obat yang diminum secara oral menyebabkan masalah pada pencernaan dan lambung. Oleh karena itu, dia merekomendasikan obat injeksi osteoarthtritis untuk membantu menambah cairan pada sendi. Salah satu cairan injeksinya berupa asam hialuronat organik yang berasal dari jengger pada kepala ayam jantan.

"Asam hialuronat sebagai pelumas dari sendi. Injeksi osteoarthritis dengan asam hyaluronat yang natural ini memiliki berat molekul tinggi. Sehingga perlindungan pada osteoarthritis lebih lama. Pemberian pada pasien bisa satu kali injeksi untuk pengobatan selama 18 bulan dan tambahan koreksi untuk 6 bulan. Memberikan efek lubrikan sebesar 80% dan 20% untuk stimulasi," jabar Lorenzo.

Umumnya di Indonesia pemberian injeksi ini ditujukan pada kerusakan tulang rawan sendi di lutut. Meski demikian di Italia sendiri pemberian injeksi ini telah di lakukan di beberapa bagian sendi seperti bahu dan pinggul. Tingkat kesulitan pemberian injeksi pada bagian sendi lain selain lutut memang memerlukan keahlian lebih tinggi untuk menemukan posisi yang pas pada bagian sendi tubuh lainnya.

Senior General Manajer Medical Promotion Development Combiphar Yuddi Suyud mengatakan injeksi osteoarthritis yang beredar di pasaran biasanya menggunakan crosslink yaitu bahan dasarnya sama, jengger ayam tapi pengembangannya dicampur oleh bahan lain.

"Namun isi dari injeksi produk kami Hyalone, murni berasal dari jengger ayam sehingga alami," ujarnya.

Sebetulnya, lanjut Yuddi Suyud, osteoarthritis bisa ditunda kemunculannya dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti olahraga teratur sesuai dengan kemampuan dan menjaga asupan nutrisi seimbang. Tujuannya agar pelumas di sendi tidak cepat berkurang.

Makanan yang baik dikonsumsi untuk menunda OA antara lain sayuran dan buah-buahan seperti anggur merah, blueberry, wortel, bayam, ikan salmon dengan kandungan omega-3, makanan yang mengandung vitamin D, seperti telur, jamur, dan susu, serta jenis biji-bijian dan kacang-kacangan seperti kacang merah, kacang hitam, kenari, dan almond. Sedangkan jenis makanan yang perlu dihindari antara lain makanan olahan, makanan yang mengandung lemak jenuh, serta karbohidrat olahan.

"Makanan yang sebaiknya dikonsumsi untuk kesehatan sendi adalah yang mengandung glukosa dan asam amino. Glukosa pada buah sayur dan kacang lebih baik karbohidrat dan glukosa buatan. Makanan yang mengandung garam berlebih juga harus dihindari karena garam bisa mempercepat terjadinya peradangan pada sendi," jelas Yuddi. (Q-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya