Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Agar Anak Melihat Warna-warni Dunia

Despian Nurhidayat
13/10/2018 04:00
Agar Anak Melihat Warna-warni Dunia
(MI/SUMARYANTO BRONTO)

PEMBAWA acara Asri Pramawati atau biasa dikenal dengan Asri Welas memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan mengenai katarak. Anak keduanya, yaitu Ibran mengalami permasalahan pada matanya. Ketika anaknya lahir, Asri belum menyadari betul anaknya rupanya memiliki permasalahan katarak. Ibran menderita katarak pada umur yang bisa dibilang masih bayi, yaitu dua bulan.

"Sebenarnya dari awal, dari usia sekitar satu bulanan, saya tanya sama ibu saya begini, ketika saya menyusui anak yang yang pertama dan kedua kok berbeda? Anak saya yang pertama Ibam itu ketika saya susui selalu menatap mata saya dengan jelas gitu. Nah, kalau Ibran ketika saya panggil matanya agak ke mana-mana. Saya tanya sama ibu saya, kata ibu saya namanya anak kecil belum fokus matanya," ungkap Asri Welas.

Ketika Asri Welas berlibur ke Jepang bersama keluarganya dan melakukan intensitas kebersamaan yang cukup lama, yaitu selama 10 hari. Anaknya yang pertama, yaitu Ibam membuat Asri sadar bahwa ada yang tidak beres dengan mata Ibran. Ibam menepuk kedua tangannya di depan mata Ibran dan Ibran sama sekali tidak berkedip ketika kakaknya melakukan hal tersebut. Sontak hal itu membuat Asri, suami, dan ibunya kaget.

Setelah itu, Asri meminta suaminya untuk memberikan senter kepada Ibran, dan ketika suaminya melakukan hal tersebut langsung tercipta flek putih yang menutupi mata Ibran. Asri pun mencoba melakukan hal yang sama pada Ibam. Hasilnya berbeda. Kebingungan pun melanda Asri yang sedang berada di Jepang dan tak tahu harus pergi ke rumah sakit mana membuatnya mencari apa sebenarnya yang terjadi pada anaknya melalui internet.

"Karena bingung kita harus ke mana, akhirnya kita lihat lewat Google-lah. Kita searching, lalu saya bilang ini katarak mas, wah saya nangis, tapi suami saya bilang kamu jangan macem-macem, enggak kok, gitu. Jadi, begitu sampai Jakarta saya bertemu dengan Profesor Rita. Pertama kali di hati saya bilang jangan sampai terjadi dan itu membuat saya ketakutan," ungkap Asri Welas yang menitikkan air matanya.

Asri mengungkapkan, rata-rata anak yang mempunyai katarak bisa karena rubella atau virus berbahaya lainnya. Hal ini yang membuat pikirannya mengawang dan Profesor Rita yang menangani hal tersebut pun mengatakan kepada Asri Welas bahwa Ibran memiliki katarak di kedua bola matanya. Asri Welas pun merasa bersalah dan hancur mendengar pernyataan dari dokter spesialis mata yang menyatakan bahwa anaknya yang masih berumur dua bulan mengidap katarak.

Asri pun diminta untuk melakukan pengecekan apakah ia mengidap rubella dan lainnnya. Setelah melakukan tes selama beberapa bulan, Asri dinyatakan tidak mengidap rubella, dan Ibran pun tidak mengidap rubella dan virus berbahaya lainnya. Asri mengatakan bahwa hal pertama yang harus dilakukan ialah memeriksa apakah ada kelainan genetik antara ia dan suaminya dan pemeriksaan ini harus dilakukan di Jerman.

Kondisi Ibran pun setelah dilakukan tindakan operasi mulai berangsung baik, meskipun saat ini ia harus mengenakan kacamata khusus dan memiliki lensa plus 18. Ibran mengenakan kacamata ini dari umur 3 bulan dan saat ini Ibran tengah berusia 1 tahun 4 bulan. Saat ini pun kacamata plus yang ia kenakan sudah mengalami penurunan menjadi lensa plus 15 dan mengalami perkembangan yang positif.

Dalam kesehariannya, Ibran memang tidak diperbolehkan untuk melepas kacamatanya karena dokternya mengatakan hal inilah yang bisa menstimulasi perkembangan syaraf matanya untuk berkembang menjadi lebih baik. Ibran pun bisa dibilang sangat terbantu dengan kacamata ini dan bahkan sudah terbiasa untuk mengenakan kacamatanya karena kacamata inilah yang membuatnya bisa berlari dan bermain layaknya anak kecil lainnya.

Rasa syukur yang tak terhingga membuat Asri Welas pun membuat sebuah gerakan untuk membantu anak-anak yang baru lahir dan mengalami permasalahan serupa dengan anaknya, yaitu Ibran. Gerakan tersebut, yaitu dengan cara membagikan kacamata seperti Ibran yang dilakukan setiap sebulan sekali. Kacamata ini dibagikan secara gratis dan kasus anak-anak yang menderita penyakit katarak pun selalu diterima Asri welas melalui direct message akun Instagram yang ia miliki, per hari ada setidaknya lebih dari tiga orang yang melaporkan kejadian serupa.

Asri pun menganggap bahwa kacamata yang dikenakan anaknya sangat membantu dan membuat anaknya bisa tertawa melihat dunia. "Saya bersyukur, Ibran bisa melihat warna-warni dunia. Jadi, saya pengen anak-anak yang lain, yang mengalami katarak juga mengalami hal yang sama dengan Ibran," tutup Asri Welas sembari menangis. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya