Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
"HAJI, Mari Alhamdu. Duduk," kata Syeikh Sa'ad Ibn Muhtar setiap ada jemaah haji Indonesia yang memerhatikan halaqah tahsin, bimbingan membaca Alquran, di Masjid Nabawi, Madinah, Minggu (9/9) bakda subuh.
Syeikh Sa'ad tampaknya hafal betul wajah ataupun atribut jemaah Indonesia di mana tas warna birunya ada gambar bendera Indonesia, merah putih. Termasuk ketika Media Indonesia melihat dengan seksama pengajaran membaca Alquran dengan metode Talaqqi. Media Indonesia diminta ikut bergabung.
Metode ini pernah diajarkan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengajarkan membaca Alquran secara berulang-ulang. Kemudian, Kanjeng Nabi juga menerapkan metode seperti itu kepada para sahabat. Total jumlah jemaah yang ikut pengajian itu awalnya 12 orang dari berbagai negara. Namun, sebagian besar dari kawasan Asia, seperti Pakistan, Bangladesh, India dan Indonesia.
Syeikh Sa'ad dengan sabar dan telaten mengajarkan cara membaca surat Al Fatihah dengan hukum-hukumnya membaca Al Quran yang benar (Tajwid), termasuk makharijul hurufnya (tempat keluar huruf hijaiyah).
Pada ayat pertama Al Fatihah, sebagian besar jemaah banyak yang mengulang bacaan, karena ketika membaca 'Alhamdu' jemaah mengucapkan huruf 'h' tidak bersih, masih seperti 'kh (kho)'. Begitu pula saat mengucapkan 'rabbil 'alamin' jemaah banyak yang salah, karena huruf 'ain-nya tak nampak.
Bahkan, seperti 'a' biasa, dan sebagainya. Mungkin karena ketatnya bacaan, banyak jemaah yang langsung cabut tanpa permisi ke Sang Guru. Namuni, ada juga yang mohon izin undur diri. Hanya tiga jemaah yang bertahan sampai akhir pengajian. Sisanya keluar masuk secara bebas.
Terlihat setiap putaran pengajian, Syeikh Sa'ad mencatat hasil bacaan jemaah. Khudori, 53, jemaah haji asal Kediri, Jawa Timur (SUB 56) mengaku sengaja bertahan.
"Saya merasa nggak bisa mengaji. Jadi ya bertahan saja meskipun sering diminta ulang terus. Luar biasa kita bisa belajar di Masjid Nabawi ini. Belajar ke ahlinya langsung. Dapat ilmu dan pahala yang besar," ungkapnya. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved