Headline
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.
PREVALENSI perokok anak di bawah 18 tahun terus meningkat, yaitu dari 7,2% pada 2009 menjadi 8,8 % di 2016. Angka itu semakin jauh dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019 yang menargetkan perokok pemula dapat ditekan di angka 5,5%.
Masih tingginya perokok remaja salah satunya disebabkan karena belum ada dampak signifikan dari penaikan harga rokok.
"Sebagai salah satu produk yang dapat menimbulkan adiksi, maka sudah sepatutnya cukai rokok dapat secara signifikan menutup biaya kesehatan yang ditimbulkan akibat penyakit yang bermuara dari faktor risiko akibat rokok,” ujar Nurul Luntungan dari Center for Indonesia’s Strategic Initiative (CISDI), Minggu (9/9).
Di sisi lain gencarnya iklan dari industri rokok dalam memasarkan produknya di Indonesia menjadi salah satu penyebab tingginya konsumsi rokok di Indonesia.
Menurut Yasha Chatab, ahli branding dan komunikasi pemasaran, industri rokok sebetulnya termasuk kategori sunset industry atau industri yang terus mengalami penurunan akibat tingginya kesadaran masyarakat dunia pada umumnya terhadap bahaya merokok.
Namun, di Indonesia, para pelaku industri berupaya untuk terus memperpanjang periode sunset tersebut dengan menjadikannya sebuah permainan pemasaran antara sesama kompetitor agar industri rokok dapat terus mendominasi pasar seluas-luasnya.
"Misalnya, mereka bisa membuat berbagai macam variasi rokok dengan menularkan nilai-nilai ‘personifikasi keren’ dari setiap brand yang berbeda," ujarnya.
Ditambah lagi, sambung dia, upaya penegakan hukum terhadap kebijakan beriklan rokok di Indonesia belum ketat sehingga masyarakat khususnya anak-anak mudah terekspose iklan rokok.
Gaya Hidup Sehat
Dalam menurunkan prevalensi merokok di Indonesia, salah satu caranya ialah dengan mengkampanyekan gaya hidup sehat dan menjadikannya tren yang perlu diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat.
Selain itu, menurutnya sudah saatnya harga rokok di Indonesia dinaikkan setinggi-tingginya agar mampu menurunkan prevalensi merokok terutama di kelompok yang rentan (anak dan remaja) dan kelompok keluarga miskin. (X-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved