Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
RENCANA Pemerintah memindahkan jemaah di maktab 1-9 atau yang dikenal dengan Mina Jadid (perluasan Mina) ke hotel di sekitar Jamarat, Mekah, Arab Saudi pada penyelenggaraan ibadah haji 2019, tampaknya akan berjalan mulus.
Pasalnya, sebagian besar hotel di sekitar Jamarat menyatakan siap menerima jemaah haji Indonesia.
"Setelah ada perintah Pak Dirjen, saya langsung bergerak mencari hotel di sekitar Jamarat. Sebagian besar saya sudah ketemu pemiliknya. Alhamdulillah mereka bersedia," kata Kepala Bidang Perumahan dan Penempatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Rudi Nuruddin Ambari seusai saturrahim di Rizq Palace, Misfalah, Arab Saudi, Kamis (6/9) malam.
Sebelumnya, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Nizar Ali mengatakan pihaknya akan memindahkan jemaah haji yang sebelumnya menghuni maktab 1-9 ke hotel-hotel sekitar Jamarat.
Hal itu karena jemaah terlalu jauh berjalan kaki saat melontar jumrah dari Mina ke Jamarat yakni 6 km. Sehingga pulang pergi Mina-Jamarat menjadi 12 km.
Menurut Rudi, hotel-hotel sekitar Jamarat siap menampung 27 ribu jemaah haji dari Mina Jadid. Hotel-hotel itu di antaranya, kata dia, yang berada di sektor 1 Daerah Kerja Mekah dengan kapasitas 18 ribu jemaah, Hotel Luluah 5.000 jemaah, Hotel Nasaim 1.500 jemaah, dan beberapa hotel lainnya.
Penempatan jemaah di sekitar Jamarat, kata dia, tidak bersifat temporer saat fase pelontaran jumrah saja, melainkan selama musim haji.
Jemaah sebelumnya mengeluhkan jauhnya kawasan Mina Jadid ke Jamarat. Bahkan, tidak sedikit jemaah yang tumbang kelelahan karena jauhnya jarak tempuh untuk berjalan kaki.
"Maktab 1-9 akan dipakai untuk petugas. Di sana nantinya akan disiapkan kendaraan untuk petugas," kata Rudi.
Dalam evaluasi penyelenggaraan haji 2018 di Jedah, pekan lalu, permasalahan di Mina menjadi atensi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Menurutnya, permasalahan Mina dengan total 70 maktab adalah titik krusial perhelatan haji, karena tendanya sempit dan toiletnya terbatas. Belum lagi jauhnya jarak bagi yang di Mina Jadid.
Menurut Rudi, seiring dengan perpindahan jemaah dari Mina Jadid ke Jamarat, katering makanan pun akan mengikutinya.
"Seluruh hotel yang berada di sekitar Jamarat akan digabung menjadi satu sektor," jelas Kasubdit Akomodasi Kemenag ini.
Namun demikian, kata Rudi, hal itu masih akan dibahas pada Rakernas Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag pada Oktober mendatang.
Pada bagian lain, jemaah yang ada di Kota Mekah tinggal 50%. Hal itu karena jemaah sudah meninggalkan Mekah menuju Jeddah bagi gelombang 1 dan selanjutnya jemaah akan ke Tanah Air.
Selain itu, jemaah bergerak ke Madinah bagi jemaah haji gelombang 2.
"Bagi hotel-hotel yang sudah kosong, kami minta petugasnya membantu petugas yang menjaga hotel yang masih ada jemaahnya," kata Rudi.
Sejauh ini, lanjutnya, tidak ada masalah signifikan di bidang akomodasi. Hanya ada dua masalah, yakni AC mati dan air mampat. Namun, dua masalah itu langsung bisa diatasi saat itu juga setelah laporan masuk. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved