Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Gaya Zadul Ambil Air Zamzam, Dikerek Pakai Ember

Ade Alawi
05/9/2018 10:16
Gaya Zadul Ambil Air Zamzam, Dikerek Pakai Ember
(MI/Ade Alawi)

SEJUMLAH pengunjung mencermati koleksi unik di Museum Haramain, di kawasan Distrik Nuzha, Mekah, Arab Saudi, Selasa (4/9).

Koleksi itu menyedot perhatian pengunjung yang notabene jemaah haji dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Koleksi tu adalah lingkaran yang ditutupi besi berhias di sekelilingnya, seperti sumur. Di atasnya ada tali, kerekan, dan ember.

Itulah proses pengambilan air zam-zam tempo dulu. Tepatnya pada 1299 Hijriyah/1881 Masehi. Selain itu, ada pula foto lama di sekitar Kabah, tempat jemaah haji tawaf, terdapat titik pengambilan air zam-zam. Juga posisi pengolahan air zamzam yang terletak di bawah Masidil Haram itu.

Kisah munculnya air zamzam diketahui setelah Siti Hajar dan anaknya, Ismail, ditinggal oleh Nabi Ibrahim AS di padang tandus. Karena bekalnya habis, Siti Hajar berlari ke sana kemari mencari makanan hingga berlari antara Bukit Safa dan Marwah hingga 7 kali.

Tidak lama kemudian, Siti Hajar mendapat perintah untuk melihat putranya, Ismail yang sedang menangis dan mengentak-entakkan kakinya ke tanah. Dari entakkan itu muncullah air.

Siti Hajar pun terkejut ada air, lalu dia mengucapkan,”zamzam” (berkumpullah), maka berkumpullah air itu. Alhasil, air yang keluar dari entakan kaki Ismail kemudian disebut air zamzam.

Koleksi alat pengambilan air zam-zam disimpan di bagian akhir ruangan menjelang pintu keluar gedung yang bernama The Exibition of Two Holy Mosque Architecture (Museum Aristektur 2 Masjid Suci). Dua masjid suci yang dimaksud adalah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Dalam museum yang diresmikan Gubernur Mekah Abdul Majid pada 1420 Hijriyah itu, pengunjung bisa melihat tangga menuju Kabah yang dibuat pada 1240 Hijriyah/1824 Masehi.

Cukup banyak koleksi di museum tersebut. Seperti maket besar Masjidil Haram di bagian depan setelah pintu masuk. Pengunjung menjadi tahu seberapa luas pengembangan Masjidil Haram nantinya.

Konsultan Ibadah Sektor 6 Daerah Kerja Mekah, Helmi Hidayat mengapresiasi Pemerintah Kerajaan Arab Saudi membuat museum.

”Pemerintah Saudi Arabia mau membangun museum, itu sudah sangat bagus. Museum itu mengabadikan masa lalu Mekah dan Masjidil Haram yang darinya kita jadi bisa belajar masa lalu Islam,” katanya saat dihubungi Rabu (5/9).

Mestinya, kata Dosen Fakultas Dakwah UIN Syarif Hidayatullah itu, Pemerintah Saudi mengabadikan semua peninggalan bersejarah. Misalnya parit Khandaq, situs perang Badar, situs perang Hunain, Masjid Jin dan sumur Usman bin Affan.

Selain itu, situs perjanjian Hudaibiyah juga mestinya direnovasi agar menjadi objek sejarah dan wisata sekaligus.

”Itu (Museum Haramain) kemajuan luar biasa dibandingkan stigma Wahabi selama ini yang gemar menghancurkan situs sejarah,” pungkasnya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya