Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Ibadah Haji Yes, Devisa Yes

Ade Alawi
31/8/2018 09:15
Ibadah Haji Yes, Devisa Yes
(MI/Ade Alawi)

IBARAT pepatah, sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Itulah tekad Pemerintah dalam menyukseskan penyelenggaraan haji 2018.

Kepala Konsulat Jenderal RI di Jeddah Mohamad Hery Saripudin mengatakan penyelenggaraan haji tidak sekedar ibadah, melainkan bisa menghasilkan devisa negara.

"Haji bisa menghasikan devisa negara. Karena itu, kami mendorong peningkatan ekspor produk-produk Indonesia ke Arab Saudi," kata Hery saat menerima rombongan jurnalis yang tergabung dalam Media Center Haji (MCH), di kantornya, Jeddah, Arab Saudi, Rabu (29/8)

Menurut Hery, bagi jemaah, ibadah haji adalah tujuan akhir, tapi bagi Pemerintah, ibadah haji adalah tujuan perantara (intervening goal).

"Ibadah haji sangat strategis ditinjau dari berbagai aapek, " ungkapnya didampingi sejumlah homestaff KJRI Jeddah.

Kebijakan Kementerian Agama yang mewajibkan penyedia katering pada musim haji tahun ini menyiapkan bumbu masak dari Indonesia, kata Hery, merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan produk Indonesia ke negeri kerajaan tersebut.

Hery pun mengharapkan, beras yang pada musim haji tahun ini disuplai dari Thailand, pada tahun mendatang bisa dari Indonesia.

Demikian juga, lanjut Hery, ikan patin yang pada saat ini dipasok dari Vietnam, dia menginginkan berikutnya dari Indonesia.

"Sebenarnya bisa masuk ikan patin buat katering haji, kami sudah ada pembicaraan juga dengan pihak KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) tapi karena waktunya terlalu mepet jadi belum bisa," ungkapnya.

Di sisi lain, menurut Gunawan, Bidang Ekonomi KJRI Jeddah, berdasarkan data statistik perdagangan, total perdagangan Indonesia-Arab Saudi periode Januari-Juni 2018 mencapai US$2,687 miliar, naik 23,4 % dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017 yang mencapai US$2,177 miliar.

Total perdagangan migas, kata Gunawan, periode Januari-Juli 2018 senilai US$1,517 miliar, naik 41,19%, dibandingkan periode yang sama pada 2017dengan nilai US$1,074 miliar.

"Total perdagangan nonmigas sampai dengan Juni 2018 mengalami kenaikan mencapai sebesar 6,07% dari US$1,103 pada Juni 2017 menjadi US$1,170 miliar pada periode yang sama pada 2018," terang Gunawan.

Sebelum singgah di KJRI, Tim MCH yang berasal dari sejumlah media terkemuka Tanah Air melakukan peninjauan sejumlah distributor dan retailer produk-produk Indonesia di Kakiyah, Melah dan Jeddah. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya