Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
SAMBUTAN hangat menyapa jemaah haji Indonesia dari para pedagang di Pasar Jakfariyah (Souq Jafariyah) di kawasan Al Jumayzah Mekah, Arab Saudi, Sabtu (25/8).
"Indonesia Bagus....Indonesia Bagus....Ayo Murah...Murah Haji...Mari...Mari...," itu ucapan dari para pedagang yang saling bersahutan di pasar tersebut.
Pasar yang tidak begitu jauh dari Masjidil Haram itu, sekitar 1 km bisa diakses dengan berjalan kaki, memang pasar favorit bagi jemaah haji Indonesia.
Dari Haram, menuju Pasar Jakfariyah, jemaah harus melewati Terminal Syieb Amir. Kemudian ke arah makam Ma’la, tempat ibunda Khadijah dimakamkan.
Setelah itu, jemaah akan melewati Masjid Jin. Dari sini barulah jemaah akan bertemu Pasar Jakfariyah.
Betapa tidak favorit. Sebelum berangkat ke Tanah Suci, baik umrah atau berhaji, jemaah acap kali dibisikkan orang-orang yang pernah punya pengalaman dengan pasar tersebut untuk menyingggahinya.
"Pasarnya mirip Tenabang (Tanah Abang). Buat beli oleh-oleh haji oke banget, tinggal pilih," kata Pipih Hopipah, 43, jemaah asal Jakarta (JKG 23) di Misfalah, Mekah, Minggu (26/8).
Menurut Pipih, harga di Pasar Jakfariyah adalah harga grosir. Cocok buat yang beli oleh-oleh dalam partai besar. Misalnya, oleh-oleh buat keluarga, sanak famili, tetangga, perkumpulan arisan, majelis takilm, pengajian masjid, teman kantor, dan sebagainya.
Tengok saja harga sajadah. Di luar harganya 10 SR tapi di Jakfariah 50 SR per 6 pcs.
Selain itu, pacar merek Rani di pertokoan di bandrol 25-30 SR per satu lusin, di Jakfariyah 18 SR.
Pipih datang bersama suaminya Tiyas Puguh Pracoyo, 47, dan sejumlah anggota rombongan kloternya. Pipih pun membeli sejumlah oleh-oleh sekedar buah tangan. Tiyas pun demikian.
"Sorban yang semula harganya 35 SR jadi 20 SR karena saya beli 5 pcs," kata Tiyas menimpali.
Bagi Pipih dan Tiyas, oleh-oleh adalah penyambung silaturrahim. Terlebih keluarga dan sanak famili dan tetangga sudah mendoakan mereka sebelum ke Tanah Suci.
Tapi, ternyata membeli oleh-oleh Arab Saudi, tidak hanya di Pasar Jakfariyah. Di berbagai tempat juga tersebar. Bahkan, di pasar kaget usai salat 5 waktu pun harganya sangat miring.
Seorang jemaah haji asal Semarang (SOC 73) Sumar Bagyo mengaku memilih membeli oleh-oleh di pasar kaget di depan Masjid Hudaybiah di Syisyah, Mekah.
"Saya membeli minyak wangi hajar aswad 20 botol (per botol 15 SR) dan 8 sorban (per sorban 15 SR) buat jemaah masjid. Pokoknya harganya lebih murah di Mekah ketimbang di Indonesia," kata Sumar.
Jemaah haji Indonesia memang menyerbu sejumlah sentra oleh-oleh setelah menyelesaikan rangkaian ibadah haji
Menanggapi serbuan jemaah haji Indonesia pascaprosesi ibadah haji, Konsultan Ibadah Haji Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, KH Masrur Ainun Najih mengatakan hal itu merupakam fenomena yang wajar.
"Karena ketika proses ibadah haji, jemaah menahan diri. Maka baru kali inilah mereka membeli oleh-oleh," katanya di Kantor Urusan Haji Indonesia Daerah Kerja Mekah, Minggu (26/8).
Masrur mengapresiasi semangat silaturrahim jemaah haji Indonesia.
"Namun, harus dicatat dalam membeli oleh-oleh jemaah ngak usah memaksakan diri karena jatuhnya akan mudarat, bukan maslahat. Juga mempertimbangkan ketentuan angkutan barang dalam penerbangan," pungkasnya. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved