Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
SEIRING dengan berakhirnya proses ibadah haji, jemaah haji yang mengajukan perpulangan ke tanah air lebih cepat (tanazul) mencuat.
Kepala Kantor Urusan Haji Daerah Kerja (Daker) Mekah Endang Jumali membenarkan hal tersebut.
"Pengajuan ini sudah mulai sejak jemaah tiba di Mekah dari Madinah atau Jeddah, ada seksi atau bagian kedatangan kepulangan di Daker Mekah. Sampai sekarang sekitar 250 jemaah sudah proses tanazul " kata Endang di Wisma Al Mabrur, Syisyah, Mekah, Arab Saudi, Jumat (24/8).
Dia mengatakan tidak semua yang mengajukan tanazul akan dikabulkan. "Kami memprioritaskan yang bisa diizinkan tanazul adalah jemaah yang sakit dan harus ada penanganan lebih lanjut di tanah air. Syaratnya harus ada rekomendasi Kepala KKHI (Klinik Kesehatan Haji Indonesia) Mekah," jelas Endang.
Selain alasan sakit, permohonan tanazul akan diproses adalah karena kelompok terbangnya (kloter) terpisah dan masalah kedinasan. Persyaratan mutasi kloter, kata dia, diajukan oleh jemaah bersangkutan dan diketahui oleh Ketua Kloter. Selain itu, mesti ada surat pendukung, yaitu pengantar dari Embarkasi yang bersangkutan.
Bagi jemaah karena alasan kedinasaan, lanjutnya, harus melampirkan surat dari instansinya. "Setelah diverifikasi berkasnya. Kita akan cek adakah seat kosong. Kalau ngak ada ya ga bisa," terangnya.
Namun demikian, sambungnya, bagi petugas TPHD (Tim Pemandu Haji Daerah) tidak diperbolehkan mengajukan pindah kloter. "Termasuk Petugas Haji Indonesia," pungkasnya.
Terkait proses haji, kemarin, ribuan jemaah haji Indonesia seusai melontar jumrah bagi mengambil nafar tsani (4 tahapan melontar) bergerak ke Masjidil Haram untuk melaksanakan tawaf ifadhah, sa'i dan tahallul. Selanjutnya, jemaah kembali ke hotel masing-masing.
Dengan demikian, proses rangkaian haji selesai. Adapun masa perpulangan jemaah haji ke Tanah Air adalah pada Senin (27/8) atau 16 Dzulhijjah.
Proses kepulangan sejumlah jemaah usai melontar jumrah di Jamarat ke hotel masing-masing diwarnai keributan dengan sopir bus.
Sang sopir tidak mau mengantarkan jemaah ke hotel dengan alasan akses jalan ditutup. Jemaah diturunkan di pinggir jalan begitu saja.
Jemaah yang bernasib naas itu berasal dari beberapa kloter. Antara lain, LOP (Lombok) 10 dan SOC (Solo) 94.
Hotel mereka berada di sektor 5, Mahbas Jin. Namun, sopir bus malah menurunkan paksa penumpang di sektor 7, Aziziah. Padahal, jarak antara Mahbas Jin dan Aziziah masih sekitar 3 kilometer lagi.
Hingga hari terakhir fase Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna), Jumat (24/08), jumlah jemaah wafat di Tanah Suci kini mencapai 151 orang. Rinciannya adalah 87 jemaah wafat di Makkah, 27 di Madinah, 7 di Arafah, 5 di Muzdalifah, 22 di Mina dan sisanya atau 3 jemaah wafat di Daker Bandara. Demikian data dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), Jumat (24/08) pukul 10.30 WAS. (X-10)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved