Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
BAK memimpin serangan fajar, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bakda salat subuh di Tenda Misi Indonesia, Mina, Arab Saudi, Kamis (23/8), bergegas ke Jamarat, tempat pelontaran jumrah.
Rombongan Menag pun tak kalah siapnya. Menag berbusana serbahitam dari ujung kepala sampai kaki. Menag memang akan melontar jumrah yang ketiga (Ula, Wustho, dan Aqabah).
Keluar tenda, ribuan jemaah haji Indonesia sudah bergerak dari maktabnya (tendanya) di Mina. Jemaah dari Turki, Palestina, dan RRC pun ikut turun juga ke Jamarat.
Dengan derap langkah sigap, mengibarkan panji Merah Putih, nama daerah, dan kelompok terbang (kloter) serta diiringi talbiah, takbir, dan salawat, jemaah bergerak ke Mina.
Menag bergabung dengan ribuan jemaah Indonesia meski sebelumnya dihadang beberapa kali swafoto oleh jemaah. Perjalannan lumayan jauh sekitar 2 kilometer. Total perjalanan Menag 4 km karena kemarin sorenya bergerak ke Mina untuk mabit.
Dengan waktu sekitar 40 menit, Menag sampai di Jamarat. Tiga pilar, Ula, Wustho, dan Aqabah dilempar masing-masing 7 kerikil oleh menteri yang hobi jogging dan berbusana hitam ini.
"Lontar jumrah adalah simbol penolakan dan perlawanan kita terhadap kebatilan, keburukan, dan sifat-sifat syaitaniyah lainnya yang negatif," kata Menag usai melontar di Gedung Al Mabrur, Syisyah, Makkah, Kamis.
Menurut Menag, untuk bisa mencapai haji mabrur harus makin peduli terhadap sesama.
"Juga senantiasa mewujudkan kedamaian kepada siapa pun, di mana pun, dan kapan pun, kita harus menjalani prosesnya, yakni berupaya selalu memerangi sifat-sifat syaitan tersebut," jelas putra mantan Menag Saifuddin Zuhri (alm) ini.
Saat ditanya kenapa berbusana serbahitam?
"Saya suka warna hitam, sering bersarung hitam polos dengan kemeja koko hotam polos juga," ujarnya.
Warna hitam, kata dia, menegaskan kekuatan, perlindungan, dan ketenangan.
"Di dalamnya juga ada keteguhan," pungkasnya.
Pelontaran jumrah adalah simbolisasi dari perlawanan keluarga Nabi Ibrahim AS. Kanjeng Nabi Ibrahim, istrinya, Siti Hajar, anaknya, Ismail, kompak melawan setan yang menggodanya dengan melempar kerikil.
Keluarga Ibrahim dibujuk mengabaikan perintah Allah SWT untuk tidak menyembelih sang putra tercinta Ismail. Peristiwa bersejarah itu terjadi 1870 Sebelum Masehi. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved