Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Visi Arab Saudi 2030, Mari Bung Rebut Momentum!

Ade Alawi
14/8/2018 06:17
Visi Arab Saudi 2030, Mari Bung Rebut Momentum!
(MI/Ade Alawi)

DI berbagai sudut kota di Arab Saudi tidak sulit menemukan tulisan tentang Visi Arab Saudi 2030. Begitu pula di Kota Mekah.

Di kota suci itu, sepanjang mata memandang, pandangan kita akan membaca tulisan visi ambisius negara kerajaan itu dalam berbagai bentuk promosi di ruang publik, seperti di bandara, terminal, hotel, dan lain sebagainya.

Bahkan, di sekitar Masjidil Haram pun kita sangat mudah menemukan tulisan Visi Arab 2030. Visi besar itu digagas Pangeran Bin Salman, putra mahkota Kerajaan Arab Saudi, pada 25 April 2016. Intinya adalah bangsa dan negara Arab Saudi keluar dari ketergantungan sektor minyak bumi.

Melihat hal itu, Duta Besar RI di Arab Saudi Agus Maftuh Abegebril menegaskan Indonesia harus meraih momentum tersebut.

Saudi, kata dia, menggeber aneka proyek infrastruktur, di antaranya mecca road (thoriq makkah). Proyek infrastruktur raksasa ini, lanjutnya, targetnya menampung 5 juta jemaah haji dari berbagai penjuru dunia.

Menurut Agus, untuk menuju ke arah sana, Indonesia sudah memulainya dengan membuat jalur cepat pelayanan jemaah haji (frast track) di Bandara Arab Saudi, baik di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah maupun di Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMMA) di Madinah.

Jalur itu mempercepat proses keimigrasian (preclearance departure) di kedua bandara tersebut, karena proses biometrik dan pemindaian sidik jari dilakukan di embarkasi haji di tanah air. Saat ini baru jemaah yang berangkat dari Bandara Soekarno Hatta (JKS dan JKG) saja yang menikmatinya.

"Ini inovasi baru (fast track) yang dipersembahkan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sebagai Khadimul Haramain (penjaga dua kota suci, Mekah dan Madinah). Saya menghitung jemaah tidak lebih dari 10 menit sejak mereka tiba di bandara sampai keluar bandara," kata Agus Maftuh seusai Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Haji 1439H/2018M di gedung baru Kantor Urusan Haji Daerah Kerja Mekah, Minggu (12/8).

Tidak pelak, kata dia, saat ini adalah masa keemasan diplomasi Indonesia-Arab Saudi.

"Kita membentuk poros baru, Saunesia (Saudi-Indonesia)," tandasnya.

Di tempat yang sama, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, jalur cepat keimigrasian tersebut merupakan keistimewaan yang diberikan pihak Arab Saudi.

"Fast track sangat signifikan dalam proses imigrasi. Sebelumnya proses imigrasi setiap kloter di bandara bisa memakan enam jam, kini ngak sampai satu jam," katanya.

Karenanya, lanjut Menag, pada penyelenggaraan haji 2019 jalur cepat diharapkan bisa diterapkan di semua embarkasi jemaah haji.

Di sisi lain, pemerintah Arab Saudi, lanjut Menag, secara eksplisit memuji Pemerintah Indonesia dalam pelayanan jemaah haji. Alhasil,  berbagai keistimewaan diberikan.

Pintu menuju Arab Saudi 2030 sudah terbuka lebar. Momentum jangan ditunggu. Mari kita rebut untuk menciptakan relasi simbiose mutualisme antar kedua negara.

Waktu, kata pepatah Arab, laksana pedang jika kamu tidak memotongnya/menggunakannya, maka dia akan memotongmu. Al Waqtu kas-saif, in lam taqtho'hu qotho'aka! (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya