Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Penyakit Jantung Penyebab Kematian Utama Jamaah Haji Indonesia

Indriyani Astuti
12/8/2018 15:00
Penyakit Jantung Penyebab Kematian Utama Jamaah Haji Indonesia
(ANTARA/Aprillio Akbar)

PENYAKIT jantung menjadi penyebab terbanyak kematian pada jemaah haji Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sampai hari ke-25 pelaksanaan kesehatan haji, dari 49 kematian, 61,22% di antaranya disebabkan penyakit jantung.

"Tidak hanya saat ini, periode sebelumnya kasus kematian akibat penyakit jantung selalu tinggi. Pada 2017, dari total jemaah meninggal, 47% di antaranya disebabkan karena penyakit jantung. Sementara pada 2016 sebanyak 52% jemaah meninggal karena penyakit jantung," ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka di Jakarta, Minggu (12/8).

Ia mengatakan dalam 10 tahun terakhir, penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi pada jemaah haji.

Menurut Eka, harus ada pendekatan khusus bagi jemaah dengan penyakit jantung dengan melibatkan para ketua regu. Mereka betugas mengingatkan dan memastikan jemaah haji dengan riwayat penyakit jantung untuk tidak melaksanakan kegiatan-kegiatan yang cukup berat, disiplin istrahat, dan minum obat setiap hari.

Ia menuturkan melihat tingginya kasus kematian akibat jantung pada jamaah, setiap tahun, Kementerian Kesehatan selalu mengirimkan dokter spesialis jantung ke Tanah Suci. Tahun 2018, ada 5 spesialis jantung yang bertugas di Makkah dan siap dikontak 24 jam.

Secara terpisah, Zakky Kurniawan, salah satu spesialis penyakit jantung di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, mengatakan pentingnya skrining bagi jamaah haji yang punya riwayat penyakit jantung sebelum berangkat. Dengan demikian, apabila ada calon jemaah dengan risiko tinggi, sudah disiapkan termasuk pendampingnya.

“Pendampingnya harus bersedia tidak menjalankan ibadah-ibadah sunnah karena harus mendampingi jemaah yang sakit, karena mereka harus benar-benar dipantau minum obatnya, makannya, dan istirahatnya,” kata Zakky.

Ia memaparkan ada sejumlah faktor yang dapat memperburuk kondisi jemaah dengan risiko tinggi penyakit jantung di antaranya iklim. Jemaah yang sudah tua akan lebih sulit beradaptasi dengan iklim di Arab Saudi, berbeda dengan jemaah yang masih muda lebih cepat menyesuaikan diri. Selain iklim daya tahan tubuh juga berpengaruh.

“Jemaah lanjut usia biasanya malas makan bila menunya tidak cocok. Kalau malas makan, imunitasnya akan turun dan jemaah akan mudah sakit,” tambahnya.

Untuk menangani para jemaah haji, Zakky menyatakan fasilitas kesehatan di KKHI Makkah cukup lengkap. Namun bila ada kasus lebih lanjut, jemaah dapat dirujuk ke RS Arab Saudi. Pasalnya penanganan penyakit jantung, ujarnya, berpacu dengan waktu. Apabila ada jemaah yang mengalami serangan jantung, tjm medis di kloter bisa menghubungi KKHI 24 jam.

"Bila perlu segera dirujuk, segera dilakukan,” kata Zakky. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya