Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
WAJAH-wajah semringah terlihat dari jemaah haji Kota Banda Aceh (BTJ 03). Mereka memenuhi ruangan yang diseting untuk salat yang cukup luas di Al Kiswah Tower Jarwal, Mekah, Arab Saudi, Rabu (8/8).
Sebanyak 393 jemaah Aceh dengan hati berbunga-bunga masing-masing menerima dana wakaf dari Baitul Asyi (Wakaf Rumah Aceh) sebesar 1.200 SR (setara Rp 4.800.000/kurs 1 SR = Rp 4.000)
Pemberian dana langsung diberikan oleh Nazir (Pengelola) Wakaf Baitul Asyi Syaikh Abdullatif Baltho dan disaksikan oleh Sekretaris Pemerintahan Aceh Dermawan.
"Pemberian dana wakaf ini kita adakan setiap tahun. Insya Allah dengan izin Allah akan terus berlangsung sampai kiamat," kaya Abdullatif Baltho kepada Media Indonesia seusai pemberian dana wakaf.
Menurut dia, pemberian dana wakaf ini tak bisa digantikan dalam bentuk lain. "Amanat dari Habib Bugak (penggagas Baitul Asyi dari Aceh) harus cash secara langsung kepada jemaah haji asal Aceh," jelasnya.
Dia mengakui mencintai rakyat Aceh. "Saya dua kali ke Aceh. Saya cinta rakyat Aceh, karena mereka mencintai agamanya (Islam).
Tak hanya itu, Baltho juga menyukai rakyat Indonesia. "Banga Indonesia baik dan santun. Saya harap bangsa-bangsa lain di dunia juga seperti itu," pungkasnya.
Pemberian dana wakaf ini tak mengenal usia, pangkat dan jabatan. Begitu pula bila warga Aceh yang berkali-kali menunaikan ibadah haji, sebanyak itulah dia akan menerima.
Pada pembagian dana wakaf itu, Sekda Provinsi Aceh Dermawan yang juga berhaji ikut menerima. Jemaah yang seluruh anggota keluarganya (ayah, ibu dan anak) ikut masing-masing juga akan dapat.
Misalnya, Heri Subandono yang mengikutsertakan istri dan anaknya. "Alhamdulillah masing-masing kami dapat. Dana ini sebagian akan kami sedekahkan dan membayar dam (denda haji)," kata Heri Subando, 55, PNS warga Aceh.
Trisna Nazli Syahputra,25, anak Heri Subando mengaku senang dana tersebut. Menurutnya, sosok Habib Bugak pantas diteladani. "Semoga lahir Habib Bugak lain di Bumi Serambi Mekah," ujarnya.
Sejak 2008, jemaah Aceh mendapat kucuran dana wakaf Habib Bugak Asyi yang kini dikenal sebagai Wakaf Baitul Asyi (Wakaf Rumah Aceh).
Hal ini bermula pada harta yang diwakafkan oleh seorang hartawan dan dermawan asal Aceh, Habib Abdurrahman (Habib Bugak Asyi) pada awal 1800-an. Salinan akta ikrar wakaf tersebut pernah diserahkan nazir kepada Gubernur Aceh (waktu itu) Abdullah Puteh ketika naik haji ke Mekah pada 2002 dan ketika mereka berkunjung ke Aceh pada 2006.
Selain sebagai inisiator dana wakaf, Habib juga mengkoordinasi dana wakaf dari orang-orang Aceh pada saat itu.
Petugas Baitul Asy, Jamaluddin Affan, mengatakan dana yang dibagikan kepada jemaah Aceh pada musim haji tahun ini sebesar Rp20 miliar. Total jemaah Aceh yang menerima pada tahun ini sebanyak 4473 orang.
"Sejak 13 tahun lalu pembagian dana wakaf berlangsung. Rata-rata dana yang dikeluarkan sekitar Rp 20 miliar," terang Jamaluddin.
Menurut dia, pemberian dana wakaf ini sebagai hasil usaha pengeloaan Wakaf Baitul Asyi. "Aset-asetnya banyak di Mekah, di antaranya berada di ring 1 Masjidil Haram," ungkapnya.
Pemberian dana wakaf ini berlangsung dari Senin (6/8) hingga Kamis (9/8). (X-10)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved