Headline
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
HASIL penelitian yang dipublikasikan oleh majalah Science tentang fosil Homo Floresiensis atau yang dikenal fosil hobit Flores mengungkapkan bahwa kondisi kerdil pada manusia purba tersebut disebabkan oleh seleksi alam.
Ilmuwan Indonesia yang menjadi salah satu dari sembilan peneliti Homo Floresiensis, Herawati Sudoyo, mengatakan genom pigmi menunjukkan adanya bukti seleksi pada gen yang memberi informasi untuk enzim yang terlibat dalam metabolisme asam lemak yakni Fatty Acid Desaturase atau Fads.
Gen-gen ini telah dikaitkan dengan adaptasi diet pada populasi lain termasuk suku Inuit di Greenland.
"Ini menunjukkan bahwa ada sesuatu di masa lalu yang menyebabkan pola makan mereka berubah secara dramatis dan diadaptasi oleh seleksi alam yang mendukung varian tertentu dari gen-gen itu," ujar Herawati saat ditemui di Lembaga Eijkman RSCM, Jakarta, Senin (6/8).
Tubuh fosil Homo Floresiensis yang ditemukan di Gua Liang Bua memiliki tinggi badan 106cm sementara manusia modern yang kini menghuni wilayah sekitar gua tersebut memiliki tinggi badan rata-rata 146cm.
Evolusi ukuran tubuh yang mengecil pada mamalia besar yang terisolasi di pulau-pulau merupakan fenomena Umum. Keadaan ini sering dikaitkan dengan terbatasnya sumber makanan.
Namun demikian, Herawati mengatakan penelitian tentang keterkaitan antara makanan dengan ukuran fisik manusia harus dikembangkan. Hal itu menurutnya bukan faktor mutlak.
"Sama seperti kebijakan di era presiden terdahulu yang mengganti makanan pokok di suatu daerah di luar Pulau Jawa dengan beras agar bisa sama pintarnya seperti orang Jawa. Padahal tidak ada kaitannya sama sekali," ujarnya.(OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved