Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Kekurangan Siswa, Sejumlah SD di Yogyakarta akan Digabung

Agus Utantoro
16/7/2018 17:40
Kekurangan Siswa, Sejumlah SD di Yogyakarta akan Digabung
(ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

DINAS Pendidikan Kota Yogyakarta akan melakukan penggabungan atau regrouping sejumlah sekolah dasar (SD) karena berbagai alasan, namun yang utama adalah semakin berkurangnya jumlah siswa di sekolah tersebut.

Kepala Bidang Pembinaan SD pada Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Rohmat, Senin mengatakan dalam waktu dekat ini akan ada dua SD yang digabung menjadi satu, yakni SD Negeri Karangsari dan SD Negeri Pilahan, keduanya di Kotagede.

''Tahun ajaran baru 2018/2019 ini, SD Negeri Karangsari hanya mendapatkan  tujuh siswa baru,'' katanya.

Adanya pengggabungan itu, jelasnya, harapannya bangunan sekolah lama dapat dimanfaatkan untuk kepentingan lain, yaitu pemenuhan akses yang lebih banyak untuk SMP.

''SD Karangsari nantinya akan dapat digunakan untuk SMP Negeri 14 sehingga siswa yang bisa ditampung di SMP negeri di Kota Yogyakarta pada tahun ajaran mendatang akan lebih banyak,'' katanya.

Selain itu, SD Negeri Suryodiningratan 3 akan digabung dengan SD Negeri Suryodiningratan 1. Pada tahun ini, sekolah tersebut mengurangi siswa yang diterima menjadi satu rombongan belajar dari tahun sebelumnya dua rombongan belajar. Bangunan SD Negeri Suryodiningratan 3 akan dimanfaatkan untuk perluasan SMP Negeri 13 Yogyakarta.

Sedangkan SD yang sudah dalam proses penggabungan adalah SD Negeri Patangpuluhan dengan SD Negeri Sindurejan. Saat ini, hanya tersisa siswa kelas lima dan enam saja. ''Penggabungan SD dilakukan karena SD Patangpuluhan masuk wilayah administrasi Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul,'' ujarnya.

Hal tersebut terjadi pascapenerapan otonomi daerah pada 2003 dan adanya perbedaan pemetaan administrasi batas wilayah.

Selain penggabungan, permasalahan kekurangan siswa baru juga masih terjadi pada tahun ini terutama di SD negeri yang tidak menerapkan 'online' untuk penerimaan peserta didik baru.

Dari 41 SD yang menerapkan RTO hanya menyisakan 12 bangku yang tidak terisi. ''Ada sekitar 25 persen SD negeri yang tidak mampu memenuhi daya tampung sekolah. Pada tahun ini ada 48 SD yang tidak mengikuti RTO,'' katanya.

Rohmat mengatakan, belum memetakan penyebab tidak terpenuhinya bangku di  sejumlah SD negeri. Meskipun demikian, ia menengarai banyak calon siswa  yang memilih mendaftar di SD swasta. (X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya