Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Din Syamsuddin: NTB Contoh Kerukunan Antarumat Beragama

Dhika Kusuma Winata
16/7/2018 14:36
Din Syamsuddin: NTB Contoh Kerukunan Antarumat Beragama
(MI/Panca Syurkani)

UTUSAN Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Din Syamsuddin menyatakan masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam menjaga kerukunan antarumat beragama.

Menurutnya, hal itu tercermin dari kontestasi kepemimpinan di NTB yang baru saja berlangsung. Ia menilai pemilihan gubernur NTB yang belum lama ini berlangsung berjalan secara aman dan damai serta menunjukkan bahwa masyarakat NTB tidak eksklusif.

"Masyarakat NTB tidak seperti yang disampaikan oleh survei-survei sebagai kelompok eksklusif. Eksperimentasi kepemimpinan di NTB ini juga menunjukan bahwa kita memiliki modal yang bersifat nilai untuk hidup harmonis. Kita punya agama-agama yang sangat menekankan wawasan jalan tengah. Adapula modal sosial yang di NTB disebut pesematonan atau persaudaraan,” ujar Din dalam acara silaturahim para pemuka agama se-NTB di Pendopo Gubernuran NTB, Minggu (15/7).

Dia menegaskan selayaknya Indonesia dapat mencontoh NTB dalam merajut kemajemukan dan kerukunan.

Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi dalam kesempatan yang sama menuturkan bahwa Bali, NTB, NTT yang dulu disebut Sunda Kecil dapat menjadi miniatur Indonesia dalam konteks kerukunan antar-umat beragama. Menurutnya, tiga provinsi tersebut merepresentasikan wilayah dengan agama-agama besar di Indonesia.

"NTB mayoritasnya muslim. Bali mayoritasnya penganut Hindu sedangkan NTT mayoritasnya penganut Kristen dan Katolik. Tetapi semua rukun dan harmonis,” ungkap pria yang akrab disapa Tuan Guru Bajang itu.

Dia menambahkan keharmonisan antarumat beragama di wilayah eks-Sunda Kecil itu karena secara faktual masyarakat diikat oleh hubungan yang kuat baik itu hubungan sosial, ekonomi, maupun budaya.

"Dalam konteks Indonesia yang beragam, ekonomi maupun sosial-budaya dapat menjadi ruang untuk membangun kerukunan umat beragama," ucapnya.(X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya