Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Kartunis Santun itu telah Berpulang

Indriyani Astuti
30/6/2018 18:50
Kartunis Santun itu telah Berpulang
(ANTARA/Yulius Satria Wijaya)

SENIMAN sekaligus kartunis yang karya-karyanya melegenda sejak 1967, Gerardus Mayela Sudarta atau akrab disapa GM Sudarta, meninggal dunia pada Sabtu (30/6) pukul 08.25 WIB. Pria yang menciptakan karakter kartun Oom Pasikom itu tutup usia pada umur 73 tahun karena sakit.

Dikutip dari akun Twitter resmi @hariankompas, jenazah Almarhum dibawa ke Rumah Duka Sinar Kasih, Batu Tulis, Bogor, hari ini.

Seniman asal Klaten, Jawa Tengah itu telah menghasilkan ribuan karya. Meski gambar kartunnya berisi kritik, tapi tetap membuat penikmatnya tetap tersenyum.

Ucapan duka cita mengalir untuknya. Penulis Arswendo Atmowiloto punya kenangan sendiri akan sosok almarhum. Awal Arswendo mengenal GM Sudarta ketika menjadi rekan kerja sejak 1960-an.

"Kebetulan Mas GM membuat ilustrasi serial saya 'Kiki dan Komplotannya', terbit di Gramedia," tuturnya ketika dihubungi Media Indonesia, Sabtu (30/6).

Menurut Arswendo, almarhum orang yang sangat baik dalam pergaulan, pribadi yang sangat terbuka sekali, dan serius dengan karya-karyanya.

"Setiap Mas GM punya mobil baru, saya yang selalu diajak mencobanya. Kita coba di tol Jakarta bahkan sampai Solo, masih sama-sama muda," kenang Arswendo.

Di mata rekannya itu, GM Sudarta ialah seorang karikaturis yang hidupnya sempurna. Bahkan ketika berpakaian almarhum tidak asal-asalan. Ia sangat memperhatikan hal detail.

Dari sifatnya itu, menurut Arswendo, karya-karya GM Sudarta menjadi sangat ikonik. Dalam situasi orde baru yang sangat menekan dan sangat membatasi pun, GM Sudarta masih bisa membuat kartun yang lucu dan membuat orang tertawa tanpa ada yang merasa marah.

"Saya sempat membuat surat pembaca di Kompas karena kangen. Sikapnya dalam membuat kartun dan mengkritik sangat santun," tuturnya.

Arswendo percaya karya rekannya dikenang sepanjang masa dan masih akan terus dibicarakan.

"Saya sudah ada firasat 12 jam sebelum mendengar beliau meninggal kemudian mendapat kabar tersebut dari rekan di Kompas. Untuk keluarga, beliau orang baik dan sangat memberi contoh mengelola konflik dengan sangat baik, Kompas Gramedia sangat bangga punya beliau," kenang penulis yang telah menghasilkan banyak novel dan artikel itu. (X-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya