Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
DIREKTUR Wahid Foundation Yenny Wahid menilai langkah pemerintah yang mengumpulkan para rektor dalam kaitannya menangkal radikalisme di perguruan tinggi perlu diapresiasi. Paham radikal apapun ragamnya, menurut Yenny, perlu dicegah agar tak bertransformasi menjadi aksi kekerasan.
"Ideologi apapun selama sekedar sebagai wacana untuk diperdebatkan dan didialogkan, tidak masalah. Yang menjadi masalah ketika menjadi sebuah gerakan laten yang menggunakan aksi kekerasan untuk mencapai maksudnya," ujarnya menjawab Media Indonesia, Rabu (27/6).
Menurut dia, menangkal radikalisme membutuhkan langkah-langkah komprehensif dan melibatkan semua pemangku kepentingan terutama yang meliki kewenangan strategis yakni rektor universitas.
Terkait dengan gagasan pemantauan media sosial (medsos) para mahasiswa dan dosen, ia berpendapat hal itu sah saja asalkan tidak melanggar privasi.
"Kalau sampai melakukan hacking akun privat itu bermasalah. Tapi kalau hanya memantau akun medsos wajar-wajar saja karena memang salah satu penyebaran konten radikalisme memang melalui medsos," ujarnya.
Menristek Dikti M Nasir baru-baru ini mengumpulkan para rektor universitas di Tanah Air dalam kaitannya menangkal radikalisme. Dosen dan mahasiswa yang diduga terpapar radikalisme bakal dibina.
Berdasarkan hasil survei Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang dirilis November tahun lalu, diketahui sekitar 37% pelajar dan mahasiswa setuju mengenai konsep jihad berperang melawan nonmuslim. Kendati demikian, masih dalam survei yang sama, sekitar 85% pelajar dan mahasiswa juga meyakini demokrasi sebagai sistem terbaik bagi negeri ini.
Yenny menegaskan pandangan mahasiswa yang cenderung radikal perlu diperhatikan serius. Hal itu tak boleh dibiarkan menjadi tindak kekerasan apalagi yang berujung pada penggulingan pemerintahan yang sah serta pengubahan bentuk negara. (OL-5)
PAKAR terorisme Solahudin menyebut Indonesia saat ini berada di era terbaik dalam penanganan terorisme berkat strategi kolaboratif antara soft approach dan hard approach.
Pencegahan tidak hanya dilakukan dari sisi keamanan tapi juga harus bisa memanfaatkan teknologi IT
Gubernur Khofifah dan BNPT RI berkomitmen tanamkan moderasi beragama sejak dini di sekolah untuk cegah radikalisme. Jatim perkuat sinergi pusat-daerah.
BADAN Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Komisi XIII DPR RI terus memperkuat upaya pencegahan radikalisme dan terorisme.
EKS narapidana terorisme (napiter) Haris Amir Falah mengungkapkan desa sering menjadi sasaran utama kelompok radikal dalam merekrut anggota baru.
Saat ini kita harus mendukung kebijakan pemerintah dalam memperkuat langkah strategis mengatasi radikalisme.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved