Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
KEMENTERIAN Sosial akan melibatkan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPIA) dalam merehabilitasi anak-anak dari terduga pelaku teror bom di Surabaya dan Sidoarjo. Tujuh anak itu telah dibawa ke rumah aman milik Kementerian Sosial, pada Selasa (12/6).
Ketua LPIA Seto Mulyadi mengatakan mereka tersebut harus dikembalikan dalam dunia anak. Kehidupan mereka, ujarnya, harus dikembalikan seperti anak-anak normal lainnya setelah sebelumnya mereka mungkin terpapar kekerasan atau doktrinasi yang salah.
"Ada suatu pandangan yang salah seolah-olah mereka tidak boleh bermain agar tidak mendapatkan indoktrinasi dengan berbagai hal yang berhubungan dengan kekerasan. Itu yang harus dipulihkan kembali, kondisi kejiwaannya. Memang harus dapat kasih sayang, seperti tidak mudan terpancing emosi,” ujar pria yang akrab disapa Kak Seto itu, ketika dihubungi, Rabu (13/6).
Hak-hak mereka seperti mendapat pendidikan dan bergaul bersama teman-teman juga harus dikembalikan segera. "Kembalikan kepada hak anak untuk hidup," imbuhnya.
Pendekatan yang sebaiknya dilakukan, ujar Kak Seto, ialah mengajak mereka melakukan kegiatan yang khas anak-anak, bukan dengan cara yang terlalu serius bagi anak-anak.
“Seperti bermain, belajar, dan berinteraksi dengan anak-anak lain. Mendongeng, melakukan kegiatan atau permainan yang mengasah psikomotoriknya seperti permainan tradisional seperti layaknya anak-anak yang hidup dengan sehat. Kembalikan mereka kepada dunia yang penuh keceriaan," tuturnya.
Mengenai kurun waktu assesment dan layanan diberikan, menurutnya, tergantung pada tiga hal, yakni kondisi kepribadian anak, seberapa jauh tekanan seperti ajaran yang dipaksakan pada mereka sebelumnya, treatment psikologis yang diberikan sekarang.
“LPIA akan bekerjasama dengan himpunan psikologi Indonesia untuk bisa melakukan pendampingan psikologi. Kami akan segera koordinasi dengan Kementerian Sosial," pungkasnya. (OL-5)
PAKAR terorisme Solahudin menyebut Indonesia saat ini berada di era terbaik dalam penanganan terorisme berkat strategi kolaboratif antara soft approach dan hard approach.
Pencegahan tidak hanya dilakukan dari sisi keamanan tapi juga harus bisa memanfaatkan teknologi IT
Gubernur Khofifah dan BNPT RI berkomitmen tanamkan moderasi beragama sejak dini di sekolah untuk cegah radikalisme. Jatim perkuat sinergi pusat-daerah.
BADAN Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Komisi XIII DPR RI terus memperkuat upaya pencegahan radikalisme dan terorisme.
EKS narapidana terorisme (napiter) Haris Amir Falah mengungkapkan desa sering menjadi sasaran utama kelompok radikal dalam merekrut anggota baru.
Saat ini kita harus mendukung kebijakan pemerintah dalam memperkuat langkah strategis mengatasi radikalisme.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved