Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Rektor Paramadina: Masyarakat Kita Toleran, tidak Perlu Daftar Kampus Radikal

Astri Novaria
09/6/2018 20:25
Rektor Paramadina: Masyarakat Kita Toleran, tidak Perlu Daftar Kampus Radikal
(Ist)

REKTOR Universitas Paramadina Firmanzah menyayangkan sikap Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang merilis kampus terindikasi dengan gerakan radikalisme di kalangan sivitas akademika.

Menurut Firmanzah, masyarakat Indonesia sangat toleran dan mampu menerima segala bentuk perbedaan, sehingga tidak perlu adanya daftar atau list kampus yang tepapar radikalisme.

"Saya membandingkan dengan di Amerika Serikat. Banyak penembakan di sekolah, tetapi pemerintah tidak pernah keluarkan daftar sekolah yang berisiko ditembak. Saya masih sangat percaya masyarakat Indonesia toleran, harmoni, terbuka," ujarnya dalam diskusi publik bertajuk 'Gerakan Radikal di Kampus' di Jakarta, Sabtu (9/6).

Ia meminta kepada pemerintah untuk hentikan adanya pandangan segregasi (pemisahan golongan) terhadap kelompok atau golongan tertentu yang justu akan merugikan pihak pemerintah sendiri.

"Jadi kita hentikan pola segregasi yang ada di masyarakat. Karena kita menanam yang tidak sesuai jati diri kita," tuturnya.

Lanjutnya, di usia muda merupakan masa dimana mahasiswa menimba ilmu dan ada rasa ingin sensional, sehingga mudah terpengaruh jika ada informasi yang radikal.

"Sebenarnya alam bawah sadar itu mencari titik temu, ketika itu masuk dalam mindset ruang publik maka kita teralienasi di mana masyarakat ini terbangunkan," sambungnya.

Dengan demikian, Firmansyah berharap kepada pemerintah untuk meningkatkan kegiatan di kampus dengan mengedepankan ruang diskusi publik serta perbaikan kurikulum.

"Instrumen sangat banyak ya, pertama bisa menggunakan instrumen instruksi melalui struktur komando dari kementerian, rektor, dosen, tentunya mengedepankan dialog, pembenahan kurikulum (bela negara dalam konteks kekinian)," pungkasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya