Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Penipuan online makin marak menjerat masyarakat.  

Sulitnya Menurunkan Jumlah Perokok Aktif

Putri Rosmalia Octaviyani
25/5/2018 19:45
Sulitnya Menurunkan Jumlah Perokok Aktif
(ANTARA FOTO/Dewi Fajriani)

UPAYA menurunkan jumlah perokok aktif dinilai masih sulit dilakukan. Saat ini, jumlah perokok Indonesia justru bertambah. Bahkan usia perokok muda semakin meningkat dan usia perokok pemula semakin muda.

"Memang masih sulit untuk mencapai penurunan jumlah perokok, saat ini justru masih terus bertambah," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak Menular Kementerian Kesehatan Cut Putri Arianie, dalam jumpa pers di Kemenkes, Jakarta, Jumat (25/5).

Cut Putri mengatakan, salah satu hal yang sangat memengaruhi upaya itu ialah iklan rokok. Apalagi mayoritas masyarakat Indonesia saat ini merupakan penonton televisi dan pengguna internet aktif.

Data dari Global Youth Tobacco Survey (GYTS) pada 2014 menyebutkan, prevalensi perokok anak usia 13-15 tahun di Indonesia sebanyak 20,3% dan yang terpapar asap rokok di rumah sebanyak 57,3%. Sebanyak 60,7% dari perokok anak tersebut mulai merokok karena melihat iklan promosi rokok di toko dan 62,7% melihat perokok di TV atau film, serta 7,9% pernah ditawari rokok oleh sales.

"Sosialisasi dan edukasi bahaya rokok terus kami lakukan selain juga upaya lobi untuk penghilangan iklan rokok dan penaikan cukai rokok kami lakukan," ujar Cut Putri.

Ia mengatakan, upaya pengentasan rokok sangat juga bergantung pada pemerintah daerah (pemda). Diharapkan pemda dapat membuat peraturan daerah terkait larangan asap rokok di berbagai lokasi umum atau kawasan tanpa rokok (KTR) dan larangan iklan rokok di ruang-ruang publik.

"Selain itu juga untuk pengawasan agar tidak terjadi jual beli rokok pada anak di bawah 18 tahun misalnya. Harus ada komitmen pemda dan unsur-unsur di dalamnya agar bisa terus mengawasi itu," ujar Cut Putri.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Kemenkes diketahui jumlah perokok Indonesia terus bertambah. Pada 1995 jumlah perokok Indonesia di atas usia 15 tahun mencapai 27% dari jumlah penduduk, pada 2010 naik menjadi sebanyak 34,3%, dan pada 2013 naik lagi jadi 36,2%.

Sementara itu, data Survei Indonesia Kesehatan Nasional (Sirkesnas) 2016 menunjukkan prevalensi perokok usia anak (di bawah usia 18 tahun) meningkat dari 7,2% pada 2013 menjadi 8,8% pada 2016.

Dari jumlah 87 juta anak, sekitar 43 juta (49%) terpapar asap rokok atau perokok pasif, dan dari 43 juta tersebut terdapat sekitar 11,4 juta (27%) anak usia di bawah lima tahun (balita). (X-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya