Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
DALAM pertemuan dengan sekitar 131 penerima manfaat program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Kartu Indonesia Sehat (KIS) di Istana Negara, Jakarta, Selasa (25/5), Presiden Joko Widodo lebih banyak berinteraksi dengan mereka.
Presiden ingin mendengarkan langsung pelayanan kesehatan dan manfaat KIS kepada masyarakat.
Salah satunya, Malia, asal Balikpapan, Kalimantan Timur. Kepada Presiden, ia bercerita manfaat KIS ketika menjalani operasi kanker usus. Malia mengaku mendapatkan pelayanan yang baik dan tidak dipungut biaya sepeser pun.
Adapun Nasipan asal Surabaya mengaku tidak mengeluarkan uang ketika menjalani operasi pemasangan ring pada jantungnya. Ia mengaku total biayanya mencapai Rp25 juta.
"Waktu pemasangan ring itu Rp25 juta, mboten mbayar (tidak bayar). Juga empat kali opname," ujar pria yang berprofesi tukang becak bermotor itu.
Kepada Nasipan, Kepala Negara memintanya agar jangan ragu menggunakan KIS ketika hendak berobat.
Lain lagi dengan Nurlia, 38, asal Makassar Sulawesi Selatan yang pada 2016 divonis mengidap tumor ganas. Sembari berusaha menahan tangis, Nurlia mengaku stres karena membayangkan biaya operasi dan kemoterapi yang dia jalani. Terlebih ekonomi keluarganya juga tidak baik.
"Kemoterapi sampai enam kali itu saya pikir butuh biaya sangat besar. Selain itu biaya makan ke RS, transportasi. Saya ini orang susah, tidak punya. Punya anak empat yang masih sekolah, pekerjaan suami juga kadang-kadang ada kadang tidak," ujarnya.
Ia pernah hampir putus asa ketika operasi tumornya ternyata tidak berjalan baik. "Kembali cek ke dokter, tumornya masih ada bahkan lebih ganas. Diangkat sampai empat kali," ujar Nurlia.
Sempat terlintas di benak Nurlia, keinginan untuk bunuh diri. "Dokter operasi terus, sampai sudah ada di pikiran mau bunuh diri saya," katanya.
Namun setelah menjadi peserta KIS, semangat Nurlia kembali bangkit. Biaya pengobatannya tertolong, hingga mengurungkan niatnya bunuh diri.
"Tapi saya coba semangat dengan adanya KIS. Ini yang bikin saya harus bangkit lagi, mengingat anak-anak saya masih sekolah, saya masih cinta suami saya, anak saya. Saya cinta KIS, saya cinta JKN. Terima kasih untuk Bapak Presiden yang terhormat," tuturnya.
Mendengar cerita Nurlia, Jokowi mengaku turut berempati. Dia menegaskan sudah menjadi tanggung jawab negara memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. (X-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved